Harie.Id, Takengon – Dosen Universitas Gajah Putih (UGP) Takengon ancam mogok kerja (mengajar) jika tanggal 20 Maret 2023 gaji mereka belum dicairkan oleh pihak Kampus.
Gaji yang tertunggak itu dilaporkan selama lima bulan, terhitung sejak Oktober 2022 hingga Februari 2023.
Hal ini mereka ungkapkan kepada Ketua Yayasan Gajah Putih Mustafa Ali, sesuai dengan surat kesepakatan dari 75 dosen pada 11 Maret 2023 lalu.
“Kami datang kemari untuk menuntut gaji kami yang belum di bayar selama 5 bulan,” kata Sahidin Ketua Forum Dosen Universitas Gajah Putih, Jumat 17 Maret 2023 kepada Mustafa Ali didampingi sejumlah dosen lainya.
Satu persatu mereka mengutarakan keluh kesah yang mereka hadapi. Termasuk menyinggung perjalanan dinas Rektor UGP.
“Kami minta gaji kami di bayar, jika sampai Senin 19 Maret 2023 ini tidak di bayarkan kami akan mogok massal,” tegas Sahidin.
Dosen ini juga kecewa atas statement rektor UGP menyebut dosen diperkenankan memimjam uang ke UGP.
“Yang perlu diingat pak Rektor, UGP ini berhutang ke kami, bukan kami disuruh meminjam uang, atau kami disuruh berhutang,” pungkas Sahidin dengan nada kesal.
“Kami minta hak kami, jika ada uang, maka bayarkan gaji kami, bukan kami di anjurkan meminjam uang,” timpalnya.
Menurutnya, pihak Universitas Gajah Putih diduga melakukan pemborosan ditengah keuangan tengah semraut, apalagi harga mobil tersebut sangat fantastis.
“Enam unit mobil mewah, melakukan perjalanan dinas mengunakan uang kampus hingga hari ini belum ada kontribusi untuk Universitas Gajah Putih, imbas dari itu semua gaji kami yang tak kunjung di bayarkan,” lukas Sahidin.
Lebih lanjut kata dia, efek dari tuntutan mereka itu diharap tidak ada ancaman dari pihak rektor untuk diberhentikan dari dosen.
“Jika pun ada ancaman untuk diberhentikan dari dosen karena menuntut gaji, kami harap yang menandatangani ini diberhentikan semuanya, sebanyak 75 dosen. Biar 10 orang lagi sisanya yang mengajar,” tutup Sahidin. (**)