Harie.Id, Takengon – Madrasah Aliyah Negeri (MAN) I Kabupaten Aceh Tengah lepas siswa angkatan ke-58 kembali ke pangkuan kedua orang tua mereka.
Prosesi wisudawan itu turut dilakukan secara adat istiadat Gayo, dengan istilah “Bemunge“.
MAN I Aceh Tengah rutin setiap tahun nya menggelar penerimaan siswa baru dengan prosesi “Munyerah ni Anak ku Tengku Guru” begitupun ketika para siswa telah usai menimba ilmu di Madrasah tersebut.
Momen ini diwarnai isak tangis haru oleh kedua orang tua siswa, bahkan, para siswa pun tak sanggup membendung air mata.
Saat prosesi tepung tawar disertai nasehat, para siswa yang di wisuda mulai terlihat menitiskan air mata.
Puncak tangis pun mulai terlihat ketika sejumlah siswa diminta mencuci telapak kaki orang tua mereka.
Cuci kaki orang tua ini pun diserstai dengan amanah oleh guru yang berdiri diatas panggung. Bahkan turut di gelorakan lagu Ervan Ceh Kul dengan judul “Berijin Ama” dan lagu Onot Kemara “Ine”.
Semua siswa, orang tua dan para tamu undangan terlihat mengusap air mata. Para siswa yang tidak ikut mencuci kaki orang tuanya pun diminta untuk menemui kedua orang tuanya untuk meminta maaf selama sekolah di MAN I Takengon kemungkinan ada salah atau membangkang.
Hadir saat itu Pj Bupati Aceh Tengah diwakili Thamrin El Asri, Kepala MPD, Perwakilan MAG, Kepala Kemenag, Kepala MAN I dan Perangkat kampung setempat.
Bahkan, orasi ilmiah saat pelepasan dan wisuda siswa Kelas XII tahun ajaran 2022/2023 turut disampaikan oleh Dr Al-Musanna, M.Ag
Kepala MAN I Aceh Tengah Riswan Basri mengatakan, prosesi itu sengaja dilakukan di sekolah tersebut, supaya anak-anak yang sudah usai menempuh pendidikan di sekolah tersebut cinta terhadap adat dan budayanya.
Meskipun nantinya peserta didik itu menempuh pendidikan di perguruan tinggi, baik di dalam daerah maupun di luar daerah. Supaya tetap menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan budayanya sendiri, yaitu adat dan budaya Gayo.
“Ini zaman moderenisasi, jika tidak dipupuk sejak dini akhlak mereka akan terkikis. Adat dan agama saling berpapasan, salah satu cara yang bisa memupuk akhlak anak-anak kita adalah adat,” kata Riswan Basri, Sabtu 18 Maret 2023.
Terpisah, Kepala Kantor Kemenag Aceh Tengah, Saidi Bentara berpesan, kegiatan cuci kaki yang dilakukan itu merupakan simbolis untuk mendapat rido dari orang tua.
“Pencucian kaki tadi hakikat nya mengingatkan diri anda, tanpa do’a orang tua, kita tidak bisa apa – apa, sesungguhnya kalian mau jadi apapun jabatan apapun yang akan diraih nanti karena rida kedua orang tua,” kata Saidi.
Terpisah, Thamrin El Asri menyebut, perlu adanya penambahan kualitas sumber daya pengajar sebagai bentuk peningkatan pendidikan dari waktu ke waktu ke arah lebih baik.
Mewakili Pj Bupati, ia juga berpesan kepada siswa/i yang telah di wisuda untuk dapat menyeimbangkan antara ilmu dunia dan akhirat.
“Oleh karena itu, kami berpesan kepada siswa/i khususnya MAN 1 Aceh Tengah untuk dapat menyeimbangkan antara ilmu dunia dan akhirat serta mampu meningkatkan kapasitas pembelajarannya kelak di masa depan,” harapnya.
“Tuntutlah ilmu setinggi-tingginya dan tetap jalin silaturahmi dengan teman seperjuangan dan guru – guru yang telah membimbing anak-anakku sekalian,” katanya.
Kampanye Mandatory Halal Kemenag
Acara pelepasan wisuda tersebut juga di rangkai dengan Kampanye Mandatory Halal dari Kementerian Agama Aceh Tengah sebagai bentuk program pemerintah untuk meningkatkan produk halal yang akan digunakan masyarakat.
Kampanye tersebut, juga bertujuan untuk menyampaikan kepada masyarakat Kabupaten Aceh Tengah bahwa mulai tanggal 17 Oktober 2024 mendatang, produk makanan, minuman, jasa penyembelihan dan hasil sembelihan, bahan baku, bahan tambahan pangan, dan bahan penolong untuk produk makanan dan minuman sudah wajib bersertifikat halal. (**)