Harie.Id, Takengon – Memasuki hari ke-7 Ramadhan, harga cabe merah di Kabupaten Aceh Tengah dilaporkan anjlok. Hal tersebut dikatakan oleh salah satu pedagang Paya Ilang, Kecamatan Bebesen, Maryani, Rabu 29 Maret 2023.
Menurutnya, harga jual cabe merah saat ini Rp15.000 per kilo, ia memasok barang tersebut dari perkebunan warga di daerah Blang Mancung, Kecamatan Ketol.
Sebelum nya, harga cabe ini berkisar di angka Rp30-35 ribu per kilo.
“Harga cabe turun, sedangkan animo pembeli juga berkurang, terpaksa kami melelang dagangan kami jika tidak laku dengan harga miring,” kata Maryani sembari menyebut baru saja di relokasi ke Gedung D Paya Ilang.
Pasokan cabe merah dilaporkan melimpah dari petani, sehingga nilai jual di pasaran menurun.
“Sebelum masuk ke gedung D harga cabe waktu itu berkisar Rp30-35 ribu per kilo, dengan harga murah ini juga masih banyak tersisa, terpaksa kami jual dengan harga murah,” kata Maryeni menyampaikan keluh kesah selama berdagang di gedung baru itu.
Maryeni mengaku baru enam bulan berjualan di pasar tradisional tersebut tepatnya di lokasi berjualan sebelum di relokasi Pemda ke Gedung D. Menurutnya, di gedung baru itu penghasilan nya menurun drastis.
“Kebanyakan sayur kami tidak laku, bahkan sampai layu. Kami para pedagang merasa sangat di rugikan karena turunnya harga sayur mayur di pasar terutama cabe,” sembari menyebut penghasilanya baru Rp10.000 ribu berjualan dari tadi pagi hingga pukul 11.00 WIB.
Selain cabe merah, Maryeni turut menjual sayur-sayuran seperti Tomat, dan sayur mayur lainya. Bahkan kata dia, sebelum Ramadhan ia membeli tomat dari petani dengan kisaran 1 ton, menjual nya ke masyarakat dengan harga Rp7000 per kilo.
“Saat ini berat laku nya, pembeli kurang, dibandingkan dengan jualan di luar gedung ini, terpaksa kami belanja sedikit,” kata Maryani sembari meyakinkan penulis sambil menunjukkan isi dompetnya hanya diisi uang Rp10.000.
Lebih lanjut ia menjelaskan, penghasilan sebelum dan sesudah Ramadhan jauh berbeda, mereka mengeluhkan dagangngan yang mereka jajakan kurang laku. Terlebih harga jual juga anjlok.
“Sebelum berjualan disini penghasilan mau sampai Rp1-2 juta perhari, di gedung ini modal Rp500 ribu pun tidak kembali,” ujar Maryani sembari menuturkan, pihak nya hanya bisa pasrah dengan kondisi saat ini, terlebih ia memiliki tanggungan keluarga yang harus dibiayai setiap hari. (Rahmadhani)
Peulis adalah Rahmadhani, Mahasiswa Universitas Gajah Putih (UGP) Takengon