Harie.Id, Takengon | Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 17 Takengon yang berlaamatkan di Bies Penentanan, Kecamatan Bies, Aceh Tengah gelar prosesi adat “Bemunge“.
Prosesi ini diikuti sebanyak 27 siswa/i yang telah dinyatakan lulus oleh sekolah atau kerap di kenal dengan perpisahan.
Mereka para siswa dikembalikan kepada kedua orang tuanya, lantaran proses belajar mengajar telah selesai dilakukan di sekolah tersebut.
“Dengan berat hati, selama tiga tahun kalian menimba ilmu pengetahuan disini, namun hari ini harus kembali ke pangkuan kedua orang tua kalian,” kata perwakilan guru SMPN 17 Takengon, Sari Murni, Senin 29 Mei 2023.
Diketahui, sekolah penggerak ini telah melabelkan adat istiadat dilingkungan sekolah atau kerap dikenal dengan “I Gurun“. Tiga tahun lalu, puluhan siswa tersebut telah dilakukan prosesi “I Serahen ku Tengku Guru“.
“Tiga tahun lalu kalian diberikan ke sekolah secara adat, kami dipercayakan untuk medidik kalian, hari ini kami sudah memberi warna. Mohon dimaafkan, jika kami pernah mencubit atau memarahi kalian. Tindakan ini bukanlah kebencian kami, melainkan rasa sayang kami guru – guru kepada kalian anak ku,” kata perwakilan guru ini dengan nada terbata – bata.
Prosesi ini berlangsung penuh haru, apalagi pada saat momen siswa/i membasuh kaki kedua orang tuanya.
Tangis lepas pun tak terbendung, tak sanggup menatap mata orang tua siswa saat prosesi ini. Begitu juga dengan orang tua siswa, air mata tak tertahankan, sambil memeluk anak nya orang tua pun berucap “Jaga nama baik orang tua y nak, lanjutkan sekolah, jadilah penerang dalam rumah tangga,” kata salah satu wali murid.
Terpisah, kepala SMPN 17 Takengon, Salimsyah berpesan, sudah tiga tahun para siswa/i yang dilepas hari ini bersama para guru. Dalam perjalanan nya tentu ada lika – liku yang harus dilewati.
“Belajar lah yang rajin, dimanapun kalian melanjutkan pendidikan, Kami guru – guru mu dengan sangat bersedih harus berpisah dengan kalian, namun, kami tetap mendoakan kalian menjadi orang yang sukses,” kata Salimsyah.
“Ingat, kalian pernah melewati gerbang SMP 17 Bies, kelak kalian akan melanjutkan perjuangan kami di SMP ini,” timpalnya.
Ia juga menyebut, tiga tahun lalu para siswa ini diserahkan ke pihak sekolah persis seperti pengembalian yang dilakukan hari ini. Tidak ada kurang suatu apapun.
Perbedaan nya, tiga tahun lalu belum diberi warna, saat ini mereka para siswa telah diwarnai ilmu oleh para guru – guru di SMP tersebut.
Terpisah, SMPN 17 Takengon juga menyambut rombongan studi banding pengawas Disdik Aceh Singkil. Sekolah ini dinyatakan sebagai sekolah penggerak di kabupaten berhawa sejuk itu.
“Label sekolah penggerak ini tidak mudah, tentu melalui proses yang sangat panjang, atas torehan ini tentu SMPN 17 akan terus berbenah,” jelas Salim.
Pada kesempatan yang sama, turut dipersembahkan Gelar karya mengolah hasil bumi sesuai platform sekolah merdeka belajar.
Para siswa dilatih mandiri mengolah hasil bumi di Kabupaten Aceh Tengah.
Hadir juga perwakilan dari dinas pendidikan dan Kebudayaan Aceh Tengah, Majelis Adat Gayo dan Aparatur Kampung setempat. | Arinos