Harie.Id, Takengon | Salah satu konsumen Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Tawar, Gema, kesal dengan pernyataan Direktur perusahaan tersebut di Media.
Ia meradang lantaran air tak mengalir ke rumahnya selama empat bulan ke belakang. Ia adalah warga Reje Bukit, Kecamatan Bebesen, Aceh Tengah.
Ia juga menilai, Direktur Dayat belum mampu urus permasalahan air bersih di Kabupaten penghasil arabika terbaik dunia itu.
“Dia (direktur) digaji untuk memikirkan pasokan air bersih bagi masyarakat. Perlu mencarikan solusi untuk pasokan air bersih, bukan sekedar dalih musim kemarau, kalau mengandalkan air hujan kenapa harus ada PDAM,” kata Gema dengan nada kesal saat menemui Harie.Id, Jum’at 09 Juni 2023.
Menurutnya penjelasan Dayat di media dengan dalih pasokan air berkurang lantaran tengah musim kemarau tidak wajar disampaikan selaku pimpinan perusahaan.
Air kering karena kemarau, ditambah lagi Pj Bupati telah berupaya mencari solusi atas air bersih di Aceh Tenga. “Lalu direktur PDAM ngapain, kalau seperti ini, kenapa tidak Pj saja jadi Direktur PDAM,” katanya.
Masyarakat kata dia saat ini tengah mengalami kesulitan air bersih. Saat ini banyak yang beralih ke sumur bor. Pemkab dinilai kurang tegas karena tidak mengawasi penurunan tanah jika banyak yang beralih ke sumur bor.
Begitupun dengan pelanggan yang menggunakan mesin Sanyo untuk menyedot air dari pipa PDAM.
“Persoalan ini bukan terjadi kemarin sore, sudah lama terjadi, namun belum ada tindakan apapun, bagi warga yang tidak memiliki sanyo bagaimana, terus kalau semua pelanggan membeli sanyo untuk menyedot air dari pipa bagaimana,” tanya Gema.
Ia juga mengeluhkan selama 4 bulan terakhir selalu membeli air bersih untuk kebutuhan sehari-hari dirumahnya.
“Semingu sekali saya harus mengeluarkan uang Rp.65.000 untuk membeli 1 tangki air, kalau sebulan sudah Rp260 ribu. Kalau trus begini untuk apa ada PDAM di Takengon,” tegasnya.
Ditambah lagi, dengan terhentinya pasokan air PDAM ia juga mengaku kesulitan menjalankan usaha nya.
“Air sulit usaha kami pun susah, ada pelanggan mau buang air kecil pun susah, apalagi untuk kebutuhan Sholat,” keluh Gema.
Gema juga meminta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah segera memanggil direktur PDAM Tirta Tawar untuk memaparkan kinerja nya selama menjabat.
“DPRK panggil itu derektur PDAM biar jelas, paparkan juga pendapatan PDAM dibawah kepemimpinan Dayat, supaya masyarakat tau kinerjanya,” demikian Gema berharap pihak terkait mendengar. | Erwin