Menuju Senayan, Antara Pak Nas dan Arwin Mega

41
SHARES
229
VIEWS

Para pemilih atau masyarakat harus bijak menilai dan melihat track record. Apalagi, dari wilayah tengah Aceh. Siapapun putra Gayo harus melenggang ke Senayan.

Harie.id, Takengon | Hajatan Pemilu Legislatif tinggal menunggu hitungan hari. Pertanyaannya, siapa sosok tepat untuk mewakili suara Gayo di Senayan. Terdapat Sederet nama calon DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil II) Aceh. Dominasi pemain lama masih kentara meski nama-nama baru juga bermunculan.

Tapi Politik tentu saja penuh intrik, strategi dan dinamis dan keputusan tetap saja ada ditangan para pemilih di bilik suara.

BACA JUGA

Arwin Mega, yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPRK Aceh Tengah disebut-sebut sebagai salah satu nama “kuat” yang akan bertarung meraih kursi DPR RI.

Nama Arwin Mega bahkan disandingkan dengan sosok karismatik mantan Bupati Aceh Tengah Nasaruddin yang digadang-gadang berpeluang besar ke DPR-RI.

Arwin Mega Ditunjuk DPP Partai PDI Perjuangan Bacaleg DPR-RI Dapil Aceh II. Setelah kekosongan keterwakilan putra Gayo di Senayan, sebelumnya Partai berlambang banteng ini berhasil mengantarkan mantan Bupati Bener Meriah, Ir Tagore duduk DPR RI.

Penunjukan Arwin Mega sudah pasti mempunyai alasan dan pertimbangan tersendiri dari DPP Partai PDI Perjuangan. Salah satunya tentunya, peluang dan potensi meraih pemilih.

Sebelumnya, DPP Partai PDI-P Pusat telah meminta ketua DPC PDI-Perjuangan Aceh Tengah untuk menjaring tokoh – tokoh di Gayo untuk ikut kontestasi menuju DPR-RI. Instruksi tersebut telah dijalankan oleh Arwin Mega, namun, dalam perjalanannya, tokoh – tokoh yang dimaksud Partai belum membuka diri untuk merapat ke PDI-P. Dalam perjalanannya perlu waktu untuk “meminang” sosok yang di inginkan masyarakat Gayo, namun, upaya itu pun belum membuahkan hasil. Hingga Arwin Mega kemudian ditunjuk.

Lalu, seberapa besarkah peluang Arwin Mega? sebagai ”pemain baru” ia akan bertarung dengan kandidat-kandidat lain dan Gayo sudah selayaknya punya suara di DPR RI. Absennya keterwakilan Gayo di Senayan adalah kerugian besar bagi daerah ini. Arwin Mega sebagai putra daerah yang “berani” ikut bertarung agar tidak ada lagi kekosongan tersebut sudah sepatutnya dipertimbangkan dan diapresiasi.

“Kita wajib berusaha dan wajib berbuat untuk daerah, ini adalah tanggung jawab kita bersama” kata Arwin Mega kepada Harie.Id. Jum’at 22 September 2023.

Berkaca pada 2014, Partai PDI Perjuangan berpeluang besar mengisi kursi di DPR RI dari Dapil II Aceh. Partai ini mempunyai basis suara yang kuat di Gayo. Hal ini sudah dibuktikan duduknya Kader PDI Perjuangan pada posisi Ketua DPRK Aceh Tengah dan satu Kursi di DPRA di 2019 – 2024. Begitu juga di Kabupaten Bener Meriah dan Gayo Lues Partai ini juga memperoleh suara signifikan. Sebagaimana diketahui Dapil II Aceh memperebutkan 6 Kursi DPR RI dengan mencakup Kabupaten Aceh Timur, Aceh Tengah, Aceh Utara, Bireuen, Aceh Tamiang, Bener Meriah, Kota Lhokseumawe dan Kota Langsa.

Perkara siapa yang layak mewakili Gayo dan meloloskan ke DPR RI bukanlah hal gampang. Dibutuhkan politik yang cerdas dan sosok yang tepat dengan basis suara yang kuat.

Peta politik Pileg 2024 menunjukan masing-masing politik memiliki Bacaleg andalan, tak terkecuali Partai Nasdem dengan Nasaruddin. Begitu juga PDI Perjuangan yang menempatkan Arwin Mega di nomor urut 1 dengan basis konstituen masing-masing, maka peluang Gayo memiliki keterwakilan di DPR RI semakin besar.

Arwin Mega Ajak Masyarakat Hindari Politik Pecah Belah

Kepada Harie, Arwin Mega ajak masyarakat untuk menghindari politik pecah belah dan adu domba menjelang kontestasi Politik 2024 mendatang. Kata dia, untuk memilih anggota legislatif ke Parlemen harus mengutamakan kesadaran dan keinginan untuk membangun daerah.

Para pemilih atau masyarakat harus bijak menilai dan melihat track record. Apalagi, dari wilayah tengah Aceh, menurutnya ada sosok Pak Nas. Tentu, langkah Arwin Mega saat ini hangat diperbincangkan, satu sisi di sebut, Arwin Mega memecah belah “Niat” masyarakat Gayo untuk memiliki keterwakilan ke DPR-RI.

Dalam perjalanan nya, terdengar bisikan – bisikan kotor yang membenturkan Arwin Mega dengan Nasaruddin. Apalagi, sosok Nasaruddin telah dua kali ikut mencalonkan diri ke DPR-RI.

Sedangkan, nama Arwin Mega, baru kali ini ikut kontestasi memperebutkan kursi di Senayan. Seakan, ia merasa tak direstui jika berdampingan dengan Pak Nas untuk meraup suara masyarakat Gayo, Padahal, Arwin Mega tak ingin hal itu dibahas secara frontal.

Politik adalah seni demi kesejahteraan kolektif yang berlandaskan nilai – nilai demokrasi. Tentu harus sedini mungkin menghindari politik pembodohan, fitnah, hasut dan politik pecah belah.

“Yang dibutuhkan saat ini adalah, masyarakat butuh pencerdasan politik, sehingga suasana demokrasi bisa dirasakan oleh masyarakat. Utamakan politik cerdas, santun serta tetap menjaga silaturahmi,” kata pria yang telah lama berkecimpung di dunia politik itu.

Kata dia, siapapun yang mencalonkan diri ke senayan, secara otomatis ingin berniat membangun dan memberi warna untuk daerah pemilihan asalnya. Untuk itu ia meminta mengedepankan nilai kebersamaan dan menghargai setiap perbedaan.

“Perbedaan itu Rahmat, mari kita hargai perbedaan. Jika politik pecah belah terus dimainkan, hanya membawa dampak negatif dan kesengsaraan bagi Negeri ini,” katanya.

Meski saat ini “Tensi” politik masih landai, lantaran pihak penyelenggara KPU/KIP belum menentukan Daftar Calon Tetap (DCT) masing masing calon dari masing – masing Partai yang telah mendaftarkan diri.

Namun, Arwin Mega berharap, semua pihak yang terlibat langsung dalam pesta demokrasi itu untuk memerankan politik santun dan beretika. “Kalau hanya masukan – masukan, saya rasa itu bahagian dari oksigen demokrasi” katanya. Rakyat akan menentukan pilihan dan cerdaslah dalam memilih.

“Memilihlah dengan hati, masyarakat berhak menilai, yang terpenting saat ini, Pemilu 2024 mendatang ada putra Gayo yang duduk di DPR-RI,”tutup Arwin Mega.

Penulis | Arinos | Arsadi

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI