HARIE.ID, TAKENGON: Festtival Panen Kopi Gayo 2023 berlangsung meriah di Dataran Tinggi Gayo. Digelar di tiga desa, dua kecamatan di Aceh Tengah. Desa Kelitu pertama di Kecamatan Bintang pinggir Danau Lut Tawar dilanjutkan ke desa kedua Bukit Sama yang berada di Pegunungan dan titik terakhir rangkaian Festival Budaya Desa di Kecamatan Kebayakan, Kabupaten Aceh Tengah.
Festival Panen Kopi di Paya Tumpi Baru menjadi penutup. Dibuka secara resmi oleh Kapokja Ketahan Budaya Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Syukur Asih Suprojo dan turut dihadiri Pj Bupati Aceh Tengah yang diwakili oleh Asisten Pemerintahan, Keistimewaan Aceh dan Kesejahteraan Rakyat beserta jajajaran, dan tamu undangan lainnya, Sabtu (25/11/2023).
Inisiator Festival Panen Kopi Gayo, Hardiansyah Ay mengungkapkan Festival ini akan menyuguhkan berbagai bentuk kegiatan seperti pertunjukan kesenian tradisional, ritual tradisi, atraksi kopi, workshop kebun dan kopi, pasar kopi, kuliner, permainan tradisional dan pagelaran Jazz Panen Kopi.
Festival ini bukan hanya merupakan momen perayaan bagi masyarakat yang telah bekerja keras untuk menghasilkan biji kopi berkualitas tinggi, tetapi juga adalah cerminan dari peran penting industri kopi masyarakat dalam menjaga ketahanan pangan di daerah. Kegiatan ini didukung oleh Direktoral Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, berkerjasama dengan Gayo Kultural Lab dan masyarakat desa-desa yang terlibat dalam penyelenggaraan.
Syukur Asih Suprojo dalam sambutannya ketika membuka acara ini menyungkapkan Desa Paya Tumpi Baru merupakan salah satu desa dari 230 desa yang masuk dalam program Pemajuan Kebudayaan Desa yang diinisiasi sejak tahun 2021 oleh Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
“Tahun ini memasuki tahun ketiga, tahap pemanfaatan potensi budaya desa. Tahap pemanfaatan bertujuan meningkatkan ketananan budaya, kolaborasi antar budaya, dan kesejahteraan masyarakat desa. Desa Payatumpi Baru menjadi contoh desa yang berhasil memberdayakan masyarakat desanya dengan potensi sumberdaya yang dimiliki dan menjalin kolaborasi dengan Desa-desa lain di sekitarnya”ujarnya.
Desa Paya Tumpi Baru penghasil kopi Arabika, madu dan holtikultura dan mempunyai jejak sejarah dan perkembangan Kopi Gayo. Semenjak masuk dalam program Pemajuan Kebudayaan Desa rutin menggelar kegiatan kebudayaan, seperti seperti Paya Tumpi Culture Revisit dan menjadi desa tempat pelaksanaan Festival Panen Kopi serta kegiatan-kegiatan budaya lainnya.
Tak hanya itu desa ini meraih sejumlah prestasi diantaranya sebagai KIM Aspratif dalam KIM FEST 2023 Nasional di Surabaya, pengelola Website desa terbaik se Aceh Tengah dan beberapa prestasi lainya. Selain itu, produk-produk kreatif oleh UMKM desa semakin tumbuh, salah satunya adalah penutup Kepala Khas Gayo, Jembolang yang kini diminati dan menjadi trend.
Sebelumnnya, Reje Paya Tumpi Baru, Idrus Saputra mengatakan, pemerintah desa dan masyarakat menyambut antusias dan mendukung penuh Festival Panen Kopi Gayo yang kali kedua dilaksanakan di Paya Tumpi Baru.
“Alhamdulillah, sebagai desa budaya, banyak hal kita buat dan berdampak ke masyarakat desa, salah satunya meningkatkan sumberdaya desa dan tumbuhnya produk serta berbagai program kementerian masuk ke desa kami, seperti program desa Ramah Perempuan dan Peduli anak dan lainnya”ujarnya. Semua ini tambahnya tidak lepas dari peran Daya Desa dalam program pemajuan kebudayaan desa.
Festival Panen Kopi Rawat Sebagai kekuatan Pangan
“Dalam kebudayaan tersimpan pengetahuan tentang bagaimana manusia beradaptasi dengan lingkungan dan merawatnya, yang ditunjukan dari berbagai bentuk aktivitas seperti melalui ritual, kesenian, adat istiadat dan lainnya”jelas inisiator Panen Kopi Hardiansyah.Hal tersebut terangnya selain berfungsi untuk membangun kesadaran masyarakat juga membentuk kebiasaan-kebiasaan mereka.
Pada kebudayaan masyarakat Gayo terdapat berbagai bentuk ritual yang menciptakan hubungan harmonis antara manusia dengan alam, ritual doa ni kupi yang menunjukan rasa sayang kepada tanaman kopi dalam mantranya yang menyebutkan bahwa tanaman kopi ditanam dialam yang baik, seperti udara yang baik, tanah yang baik, air yang baik dan cahaya matahari yang baik, lalu ritual Nayang yang tujuannya membersihkan sumber air untuk memastikan air yang baik untuk kesuburan tanah dan tanaman.
“Sebagaimana diketahui tanah memegang peran yang sangat penting dalam mendukung ketahanan pangan. Tanah bukan hanya tempat dimana tanaman tumbuh, tapi merupakan fondasi bagi produksi pangan yang berkelanjutan, yang mana kebudayaan juga berperan penting dalam menjaga tanah agar tetap baik”kata pegiat festival warga ini.
Festival Panen Kopi di desa ini, digelar pada 25-26 November 2023 selama dua hari dan diisi aktraksi kopi, pagelaran seni budaya dan Jazz Panen Kopi serta pengumuman pemenang lomba foto, Lomba Didong dan Lomba perahu yang digelar dalam Festival Panen Kopi tahun ini.| REL