Tantangan HMI, Beranikah Calon Pemimpin Aceh Tengah Bersuara Tentang Tambang Linge

HARIE.ID, TAKENGON | Tantangan nyaring terdengar dari Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Aceh Tengah, Agus Muliara terkait tambang di Linge.

Organisasi ini sangat getol menolak tambang beroperasi di Negeri yang terkenal dengan titik perjuangan Reje Linge kala itu.

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 sudah didepan mata, HMI pun mengeluarkan tantangan untuk Calon pemimpin yang akan menjadi orang nomor satu di Kabupaten berhawa sejuk itu.

BACA JUGA

Termasuk pihak legislatif yang baru saja di percaya oleh masyarakat untuk mendudukki parlemen DPRK. Apakah mereka 30 dewan pro terhadap rakyat.

“Kita juga akan menyambut Pilkada untuk menjemput pemimpin baru, kami (HMI) menantang para tokoh-tokoh politik yang akan melenggang dalam pencalonan diri sebagai kepala daerah siapa yang berani bersuara terkait tambang di alam Linge yang merupakan daerah tua dan asal dari orang Gayo,” kata Agus Muliara, Jum’at 01 Maret 2024.

Menurut dia, Aceh Tengah merupakan daerah yang masih perlu terus di pagari dari berbagai unsur kepentingan orang luar.

Aceh Tengah merupakan daerah yang istimewa dengan berbagai kekayaan yang ada, mulai dari segi budaya, adat dan sampai dengan kekayaan alamnya.

PR masyarakat Aceh Tengah dan sekitarnya masih sangat amat besar, isu yang telah di konsumsi sejak lama hingga sampai saat ini masih terus jadi sorotan sampai dengan ke pusat yaitu terkait akan hadirnya PT.LMR yang beroperasi di Buntul Abong Lumut, kecamatan Linge.

HMI masih tetap fokus dan komitmen mengawal gerakan penolakan tambang dan akan berkomitmen melakukan konsolidasi gerakan dengan berbagai organisasi lainnya bahkan sampai dengan tingkat Provinsi hingga pusat melalui jejaring yang ada.

Gerakan dari Indonesian Mining Monitoring (IMMO) menjadi energi dan kekuatan baru. Gerakan baru yang mereka lakukan di Kantor Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada Rabu 28 Februari 2024 lalu menunjukan bahwa isu PT.LMR ini sudah menjadi isu nasional.

“Perjuangan ini belum berakhir, kami akan terus mengawal dan menggelorakan penolakan, demi Marwah Negeri Linge,” demikian Agus.

[ ARINOS ]

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI