HARIE.ID, TAKENGON | Lampu penerang jalan di kawasan kota Takengon kerap di pertanyakan oleh masyarakat. Utamanya di kawasan sibuk, Tugu Aman Dimot, depan Masjid Agung Ruhama, hingga Taman Inen Mayak Teri.
Sedangkan di sejumlah titik ini merupakan salah satu tempat yang dijadikan sarana untuk melepas penat, sekaligus menikmati “kuliner” yang di ajarkan oleh pedagang hingga permainan anak – anak.
Sekilas terlihat, lampu Penerang Jalan Umum (PJU) ini terlihat usang, sudah berumur. Butuh asupan anggaran untuk “mengganti” dengan yang baru.
Sejumlah lampu yang terpasang ada yang retak, berlumut, tak lagi berwarna putih.
Memasuki usia 447 tahun pada 17 Februari 2024 lalu. Usia Takengon sudah menginjakan kaki empat abad lebih. Sarana yang telah berumur seperti lampu penerangan jalan ini seharusnya menjadi perhatian dari pihak terkait.
“Revitalisasi atau mengganti dengan yang baru, supaya Takengon berbenah, apalagi ini adalah pusat keramaian,” kata salah satu masyarakat Ridwan saat ditemui di depan Masjid Agung Ruhama Takengon, Senin 04 Maret 2024.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan (DLHK-P) Aceh Tengah, Subhan Sahara mengakui sejumlah lampu penerangan jalan di kawasan kota Takengon padam.
“Ada beberapa yang padam, kita sedang melakukan perbaikan, tapi sifatnya bukan permanen, hanya sementara,” kata Subhan Sahara menjawab Harie.id lewat sambungan telpon.
Menurut dia, penyebab padam nya lampu di kawasan sibuk itu adalah kabel putus. Rata – rata kabel penghubung lampu itu berada dibawah tanah.
“Ada yang rusak bahkan ada yang putus, bukan bola nya yang diganti, melainkan harus melakukan perbaikan kabel,” timpalnya sembari menyebut, jika dilakukan secara permanen butuh biaya besar.
Pun demikian, ia mengaku akan siap melakukan perbaikan lampu yang mati itu sebelum masuknya bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah. “Mudah mudahan sebelum Ramadhan sudah siap,” demikian Subhan Sahara.
[ ARINOS ]