Wyra Melenggang ke KIP Aceh Tengah, 3 Periode Aroma Lelabu Tak Pernah Absen 

53
SHARES
296
VIEWS

HARIE.ID, TAKENGON | Lembaga Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh Tengah adalah lembaga penyelenggara Pemilu yang sangat bergengsi dan banyak peminat ingin nimbrung sebagai Komisioner.

Tanggal 18 Maret 2024 lalu, Jabatan lima komisioner periode 2019 – 2024 resmi berakhir dan digantikan dengan pengurus yang baru periode 2024 – 2029.

Lima Komisioner KIP yang dinyatakan purna tugas adalah Sertalia, Mukhlis, Iwan Bahagia, Marwansyah dan Sunardi.

BACA JUGA

Kini pengurus baru akan melanjutkan tugas KIP, kelima nama ini disebut “baru” melenggang ke KIP Aceh Tengah dan tidak ada Incumbent apalagi kaum hawa.

Mereka adalah Pajrin, Maharadi, Wen Yusri Rahman, Marzuki dan Sabirinsyah. Dari lima nama ini, ditetapkan nama Maharadi sebagai Ketua.

Pelantikan sudah usai, tugas berat didepan mata, Pilkada 2024 bukan hal mudah untuk dilalui, arena konflik tentu harus dilerai, supaya demokrasi bermartabat dapat terwujud.

Harie.id mencoba fokus ke salah satu nama, adalah Wen Yusri Rahman, ia adalah putra kelahiran Lelabu, Kecamatan Bebesen tahun 1983. Nama ini menjadi perbincangan, background kehidupan nya adalah anak santri. Namun, pergaulan nya tak diragukan lagi.

Bak kata kata di Gayo, Mayo ku wer ni kurik, turah lagu kurik, enti mayo ku wer ni kurik kite lagu musang (red – Gayo).

Bicara tentang Pemilu atau pengawasan Pemilu ia sudah pernah memberi warna sejak tahun 2009 lalu.

Pernah sebagai koordinator Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Wilayah Aceh Tengah, Anggota Panwascam Kecamatan Bebesen, Komisioner Panwaslih Kabupaten Aceh Tengah, Komisioner Panwaslu Kabupaten Aceh Tengah.

Tentu, pasca dilantik sebagai Komisioner KIP Aceh Tengah tak diragukan lagi, asam garam tentang Pemilu dan pengawasan Pemilu telah ia lewati.

Yang paling menarik pasca pelantikan komisioner KIP ini adalah lawatan dari Kampung Lelabu, Kecamatan Bebesen tak pernah absen sejak periode 2014 lalu.

Periode 2014 – 2019 silam adalah istri dari Komisioner KIP Asri Bukit rumah nya di Kampung Lelabu. Untuk periode 2019 – 2024 adalah istri dari Komisioner Mukhlis Muhdan Bintang dan di periode 2024 – 2029 adalah Wen Yusri Rahman rumah dan kelahiran nya di Kampung Lelabu.

Nama Wen Yusri Rahman kerap disapa Wyra oleh rekan – rekan nya, apalagi sejak bergabung di Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh Tengah. Ia juga kerap dipanggil pak Aji, lantaran sudah pulang umroh dari tanah suci.

Perjalanan Wyra ini panjang jika ditulis, yang terpenting jabatan terakhir ia tinggalkan adalah Ketua PWI Aceh Tengah, periode 2022 – 2025. Belum habis masa jabatan nya, ia harus mundur teratur dari pengurus karena harus pamit pindah kantor ke KIP Aceh Tengah mengurus urusan Politik sesuai mandat (SK KPU-RI)

Pria alumnus TK Bhayangkari 1989, SD Buntul Kubu Takengon tahun 1995 dan MTs Nurul Ulum Peureulak di Aceh Timur selesai tahun 1998 ini terkenal sangat pendiam dan santun.

Jika berbicara santri, ia pernah mondok di Pesantren Padang Panjang, Sumatra Barat tahun 1999 dan Pondok Pesantren Darul Arafah Medan tahun 2022, tentu ia tahu betul dengan istilah “Slepet” kain sarung.

Apakah istilah “Slepet” ini juga berlaku dalam lingkaran KIP, mengingatkan kolega – kolega nya jika lengah dalam penyelenggaraan Pemilukada atau menyimpang dari aturan yang telah ada. (semoga).

Lalu ia melanjutkan pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Aqidah Jakarta Timur selesai tahun 2007.

Ia membawa gelar M.Pd dari program pasca sarjana di bidang Administrasi Pendidikan di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh dan selesai tahun 2014 silam.

Masih banyak torehan torehan prestasi, apalagi piagam piagam penghargaan yang di dapat oleh Wen Yusri Rahman.

Namun, yang terpenting adalah, dibalik kesuksesan suami ada do’a dari orang tua dan istri yang ikut menyertai langkah Wen Yusri Rahman.

Wyra mempersunting salah seorang wanita kelahiran Bogor, nama nya, Ika Septia, Ternyata, kedua nya pernah satu kampus di UIN Syarif Hidayatullah.

Dari pasangan ini, dikaruniai lima orang anak. Yang sulung kini mengikuti jejak orang tuanya mondok di salah satu Pesantren di Medan, Sumatera Utara.

Selamat bertugas Ketua, (sebutan dari pengurus PWI-red), selamat menikmati ombak di lautan, pastikan perau tidak bocor dan sabuk pengaman tetap pada tempatnya.

Jadilah penyelenggara yang independen untuk menghasilkan demokrasi yang bermartabat, apalagi Pemilukada sudah dekat, pastikan tidak “Bermain Mata” dengan peserta Pemilukada.

[ ARINOS ]

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI