Pilkada 2024, Arwin Mega “Istirahat”

68
SHARES
377
VIEWS

HARIE.ID, TAKENGON | Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Arwin Mega nyatakan “Istirahat” tak bertarung dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2024 yang akan digelar 27 November 2024 mendatang.

Langkah Arwin Mega dan Partai PDI Perjuangan Dapil Aceh 2 kosong menuju senayan (DPR-RI).

Kader militan PDI wilayah tengah Aceh ini langkahnya terhenti setelah memimpin Ketua DPRK Aceh Tengah. Pengakuan nya untuk istirahat bukanlah istirahat total, melainkan fokus mengurus Partai berlambangkan Banteng itu.

BACA JUGA

“Namun, kami tetap terbuka, siapapun yang membutuhkan PDI Perjuangan untuk berkolaborasi terkait Aceh Tengah ini kedepan, kami siap,” kata Arwin Mega kepada Harie.id, Kamis 18 April 2024.

Hasil Pileg 14 Februari 2024 lalu, ada dua nama incumbent yang mewarnai DPRK Aceh Tengah dari PDI Perjuangan, adalah Ichwan Mulyadi dari Dapil 1 dan Jihar Firdaus dari Dapil 2. Kursi Ketua DPRK kini dikuasai oleh Partai Golongan Karya (Golkar).

Berkaca hasil Pileg 2019 lalu, Partai PDI Perjuangan menjadi Partai penguasa parlemen, bahkan, di seluruh Aceh, hanya Aceh Tengah yang mendapat kursi Ketua DPRK Pada saat itu.

Lima nama yang berhasil meraih simpati rakyat pada tahun 2019 silam adalah, Ichwan Mulyadi, Arwin Mega, Samsuddin, Suryati Waas dan Jihar Firdaus. Sedangkan Partai Gerindra meraih posisi Wakil Ketua 1 sedangkan Golkar di posisi Wakil Ketua 2.

Sedangkan hasil Pileg 2024, kursi Ketua DPRK akan diduduki Partai Golkar dengan perolehan suara terbanyak 22.475, untuk posisi Wakil Ketua I akan diisi oleh Partai PKS dengan perolehan suara 14.172 dan Wakil Ketua II akan diduduki Partai Nasdem dengan perolehan suara 12.866.

Nasehat Arwin Mega, pimpinan DPRK yang baru nantinya diharap mampu mengawal transisi kepemimpinan di Negeri seribu aulia itu. menjaga marwah Aceh Tengah sekaligus memberi kesejukan untuk masyarakat.

“Aceh Tengah ini punya marwah, itu yang harus tetap dijaga, antara eksekutif dan legislatif nanti harus mampu memberi kesejukan untuk negeri ini,” pesan Arwin Mega.

Terkait arah untuk Pilkada serentak 2024, PDI Perjuangan Aceh Tengah dalam waktu dekat akan melakukan penjaringan secara terbuka bagi kader. Keputusan itu akan diambil lewat musyawarah mufakat Partai.

“Kami membuka diri untuk sosok bakal calon kepala daerah, kami utamakan kader. Kita buka peluang untuk masyarakat atau sosok tokoh yang dinilai layak memimpin Aceh Tengah ini selama lima tahun kedepan,” jelasnya.

PDI Perjuangan Aceh Tengah berharap yang memimpin Aceh Tengah ini adalah sosok generasi muda. Bahkan, secara eksplisit, Arwin Mega menyarankan, pemimpin Kabupaten berhawa sejuk itu adalah sosok generasi muda yang pernah duduk di DPR.

“Artinya mereka sudah berpengalaman, kemampuan mereka sudah teruji, paham tentang negeri ini. Makanya kami sarankan eks anggota DPRK, DPRA dan DPR-RI lewat jalur Partai. Tapi ini bahagian dari hak berdemokrasi,” pungkasnya.

Siapapun itu kata dia, sosok yang mampu memberi solusi atas sengkarut masalah yang ada di Kabupaten berhawa sejuk itu dan mampu mensejahterakan masyarakat, bukan hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

Bupati kata dia harus mampu dan lihai melakukan lobi – lobi ke pusat. Tidak hanya lihai mengolah anggaran daerah. Apalagi saat ini posisi Politik Nasional Gerindra posisi tertinggi ditingkat eksekutif dan PDI Perjuangan beserta Partai Golkar menguasai Parlemen.

“Ini secara politik nasional, kondisi ini tentu sangat berpengaruh ke daerah. Atas dasar tu, kami tekankan kader PDI Perjuangan untuk tidak gaya – gaya siapapun yang akan menjadi Bupati, harus berorientasi untuk kesejahteraan rakyat,” kata Arwin Mega.

Partai PDI Perjuangan kata Arwin Mega, pernah mengusul calon kepala daerah dari non kader. Menurut dia, hasil keputusan itu berujung kurang harmonis. Kedepan pihaknya ‘jera’ mengusung non kader PDI.

“Kami sudah merasakan asam garam itu, kami tidak mau lagi kondisi pahit ini terulang, harus lewat kader, bukan premature harus teruji,” jelasnya.

Sosok Arwin Mega telah teruji di tubuh PDI Perjuangan, perjalan nya sejak SMA telah di gembleng di Partai yang besutan Megawati Soekarno Putri itu. ia dinyatakan bergabung sebagai kader di Partai sejak tahun 1997. Selama 19 tahun ia menjabat sebagai Ketua DPC dengan segudang organisasi yang ia kantongi.

Langkah Arwin Mega sebagai Calon ke DPR-RI Dapil Aceh 2 merupakan kehendak dari Partai PDI Perjuangan Pusat. Saat itu kondisi politik nasional dalam situasi sengkarut sebelum Joko Widodo berpaling mendukung Prabowo Subianto.

“Ini imbas politik pusat, memang bukan kehendak kami menuju DPR-RI, tapi atas nama kader harus setia dan patuh terhadap instruksi Partai,” jelas Arwin Mega.

Ia berharap, kondisi Pemilu 2024 tak lagi terulang di Pemilu – Pemilu berikutnya, seharunya, masyarakat wilayah tengah Aceh mendukung putra daerah untuk duduk di senayan. Namun buktinya, suara masyarakat terpecah hanya karena tergiur dengan materiil.

“Seharusnya, Aceh Tengah dan Bener Meriah bisa mengantarkan dua sosok putra daerah ke senayan, tidak harus kami, ada Pak Nas, minimal kita punya keterwakilan. Buktinya Gayo Lues dan Aceh Tenggara bisa, kenapa kita tidak?,” tanya Arwin Mega.

Kondisi pasca Pemilu ia berasumsi, kondisi masyarakat saat ini belum menguntungkan, lantaran belum ada perubahan yang menyentuh langsung ke masyarakat, sehingga lebih memilih materiil daripada sosok yang ikut kontestasi.

“Kita berharap kedepan, jangan lihat uang nya, tapi lihatlah ketokohan nya, supaya bisa merubah ekonomi masyarakat. Kalau saat ini malah terbalik, Aceh Tengah tidak perlu tokoh, yang dibutuhkan adalah uang, sehingga cenderung hasil nya tidak sesuai ekspektasi,” demikian Arwin Mega, berharap Kontestasi Pilkada 2024 masyarakat lebih menilai ketokohan Calon pemimpin lima tahun kedepan.

[ ARINOS ]

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI