Shabela Kerap Sebut Kalimat “Sede” ini Maknanya!

66
SHARES
368
VIEWS

HARIE.ID, TAKENGON | Bupati Aceh Tengah periode 2017-2022, Shabela Abubakar kerap kali melontarkan kalimat Sede (red-gayo) dalam sebuah pertemuan.

Kalimat tersebut ia utarakan ke publik saat momen politik Pemilukada telah dimulai.

Pertama kali ia cetuskan kata – kata itu dalam momen Halal bihalal dalam momentum bulan Syawal 1445 Hijriah di kediamannya beberapa waktu lalu.

BACA JUGA

Lime tun si liwet, Ter ikrar wan delah ni rayat, si nguk kami rasi urum kelimah Sede, remalan ter mulo muregang tali, kunul ter ulun mumutus peri. Ku atas mupucuk lemi, ku tuyuh mujantang tegep,” kata Shabela Abubakar dalam pidatonya menggunakan bahasa Gayo.

Disinilah pertama kali ia gaungkan kalimat ini. Arti yang disampaikan dalam penggalan kalimat bahasa Gayo tersebut kurang lebih makna nya, selama lima tahun masa jabatan nya sebagai kepala daerah, rakyat menginginkan pemimpin nya dekat dengan masyarakat.

Mampu menjawab semua keluh kesah yang sedang dialami masyarakat. Mudah menyampaikan aspirasi dan polemik yang sedang mereka alami di kampung.

Tak hanya itu, pemimpin dalam hal ini Bupati bukan hanya sekedar memberi jawaban kosong, melainkan mampu menjawab dengan kerja nyata atas apa yang sedang dialami rakyat.

Atas dasar itu, Shabela Abubakar merangkum dan mengkampanyekan kalimat Sede untuk berlayar di kontestasi Pilkada yang akan digelar pada 27 November 2024 mendatang.

Kalimat Sede sudah menjadi ciri khas bahasa atau istilah di Gayo, kalimat ini dimaknai bukan hanya secara harfiah atau teks, akan tetapi acap kali dimaknai harus sesuai konteks.

Ada tiga hal jika dimaknai secara kontekstual

1. Sede bisa disebut dengan hubungan orang yang lebih secara panggilan, totor (red-gayo), umur dan ilmu. Hubungan ini mengakrabkan diri dengan orang yang lebih muda, sehingga lebih mudah berinteraksi dan mengorek informasi.

Namun, tetap menjaga peri mestikeSi Cemak Enti Amat – Amat, Si Kembali Enti Peperi”.

Istilah kekinian menyebut dengan kata “Fair” atau, jika ditilik lebih jauh, kalimat ini berarti memberikan kesempatan yang sama bagi semua masyarakat untuk berkembang sesuai dengan potensi seseorang tanpa adanya diskriminasi.

Memberikan kesetaraan dan kesempatan yang sama, partisipasi yang adil, transparansi dan akuntabilitas,

2. Kalimat Sede menunjukkan sesuatu yang sangat banyak terhadap benda dan tumbuhan, keberadaannya terhampar di suatu tempat.

Sebagai contoh, seseorang sedang mencari Kertan (Red-Gayo), salah satu bahan untuk menganyam tikar khas Gayo. Lalu lawan bicaranya mengetahui lokasi yang ditanyakan dan memberi tahu tempatnya dengan kata kata, disana banyak nge musede, artinya, tumbuhan itu banyak terhampar di suatu tempat.

3. Sede juga diartikan dengan Hal pertunjukan atau acara yang menerangkan banyaknya pengunjung.

Nge musedebilah” (red-gayo ) pengunjung yang datang sudah penuh atau sesak.

Sede juga diartikan dengan seseorang yang memiliki kepribadian yang baik, dapat bergaul dengan siapa saja, dan dapat membangun relasi sosial dgn semua kalangan, sehingga disenangi oleh banyak orang.

Tata kelola pemerintahan yang “Sede” ini akan disenangi oleh masyarakat.

Sifat pemimpin yang Sede saat ini tergambar dalam gaya kepemimpinan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

Ternyata, kata kata Sede ini masuk dalam salah satu visi Shabela Abubakar, bakal Calon Bupati Aceh Tengah periode 2024- 2029.

Ia menelisik, Sede ini adalah Temas dalam birokrasi, baik di bidang pelayanan, sarana dan prasarana.

“Contoh kecil seperti di bidang pelayanan Rumah Sakit, pasien langsung di layani, untuk administrasi menyusul, apakah BPJS dan kebutuhan lainnya,” ucap Shabela saat konferensi pers dengan awak media beberapa waktu lalu.

Begitu juga dalam pelayanan masyarakat, antara Pendopo dan Kantor Bupati satu paket, kedua nya berkaitan dengan jabatan kepala daerah.

“Tak harus di kantor Bupati, di Pendopo juga melayani rakyat, menerima keluh kesah masyarakat,” kata Shabela.

[ ARINOS ]

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI