Komitmen Shabela Abubakar, Program Perluasan Hutan Sosial Solusi Konflik Agraria

83
SHARES
463
VIEWS

HARIE.ID, TAKENGON | Bakal Calon Bupati Aceh Tengah, Shabela Abubakar menyuarakan komitmen dan visi besar nya untuk kesejahteraan masyarakat Aceh Tengah melalui program perluasan hutan sosial.

Program ini diusung Shabela bersama wakilnya Eka Saputra, sebagai salah satu program prioritas dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Kabupaten tersebut.

Jika terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Aceh Tengah periode 2024-2029, pasangan ini berjanji akan menjalankan program tersebut dengan serius, bersinergi dengan agenda besar yang juga diusung oleh Bakal Calon Gubernur Aceh, Muzakir Manaf.

BACA JUGA

Kepada Harie.id, Shabela mengatakan, perluasan hutan sosial adalah langkah konkret yang akan memberikan dampak positif, tidak hanya bagi lingkungan tetapi juga bagi kesejahteraan masyarakat di Aceh Tengah.

Menurut nya, pembebasan lahan hutan sosial seluas 1000 hektar yang digagas oleh Muzakir Manaf akan didukung penuh dan diterapkan secara efektif di wilayah Aceh Tengah.

“Program ini adalah wujud dari sinergi antara pemerintah daerah dan provinsi yang memiliki tujuan yang sama, yakni meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus menjaga kelestarian lingkungan,” kata Shabela, Selasa 10 September 2024.

Perluasan hutan sosial bertujuan memberikan akses kepada masyarakat, khususnya kelompok tani dan masyarakat adat, untuk dapat mengelola lahan hutan secara legal dan berkelanjutan.

Dengan akses tersebut, diharapkan masyarakat tidak lagi terjerat dalam konflik agraria dan bisa memanfaatkan lahan secara produktif tanpa merusak ekosistem hutan.

Shabela meyakini bahwa program ini akan membuka peluang besar bagi masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup, terutama melalui sektor pertanian dan pengelolaan sumber daya alam yang ramah lingkungan.

“Aceh Tengah ini banyak betul yang terjebak dengan kawasan hutan lindung, kita akan upayakan ini bisa di alihkan ke hutan adat,” katanya.

Shabela menambahkan bahwa program hutan sosial ini juga selaras dengan visi pembangunan ekonomi hijau yang berkelanjutan.

“Kami ingin masyarakat di Aceh Tengah bisa hidup sejahtera dengan memanfaatkan kekayaan alam yang ada, tetapi tetap menjaga kelestarian lingkungan. Hutan sosial ini akan menjadi jembatan untuk mencapai hal itu,” tambahnya.

Sinergi dengan Program Gubernur

Program hutan sosial yang akan dijalankan Shabela dan Eka juga diharapkan menjadi salah satu bentuk sinergi kuat dengan rencana Muzakir Manaf di tingkat provinsi.

Muzakir Manaf atau kerap dikenal dengan panggilan Mualem yang mencalonkan diri sebagai Gubernur Aceh, telah mencanangkan program pembebasan lahan hutan sosial seluas 1000 hektar di beberapa daerah di Aceh, termasuk Aceh Tengah.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap lahan, khususnya kelompok-kelompok marginal yang selama ini kesulitan mendapatkan akses terhadap sumber daya alam.

Menurut Shabela, sinergi antara pemerintah kabupaten dan provinsi sangat diperlukan agar program ini bisa berjalan efektif.

“Kami ingin memastikan bahwa Aceh Tengah menjadi bagian penting dari program besar ini. Dengan dukungan penuh dari tingkat provinsi, kami optimis bahwa target 1000 hektar lahan hutan sosial bisa terwujud dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” jelasnya.

Di sisi lain, program ini juga akan mendukung upaya pemerintah dalam mengatasi berbagai persoalan yang berkaitan dengan pengelolaan lahan, seperti konflik agraria dan perambahan hutan.

“Kami akan memastikan bahwa pengelolaan hutan sosial dilakukan dengan mekanisme yang adil dan berkelanjutan. Masyarakat harus mendapatkan manfaat, tetapi kelestarian lingkungan tetap terjaga,” tandas Shabela.

Dukungan terhadap Ekonomi Kerakyatan

Selain fokus pada pengelolaan hutan sosial, Shabela juga akan memperkuat pembangunan infrastruktur yang menunjang sektor agraria dan ekonomi kerakyatan.

Pasangan ini percaya bahwa dengan perbaikan infrastruktur, seperti akses jalan menuju kawasan pertanian dan perbaikan sistem irigasi, hasil produksi pertanian masyarakat Aceh Tengah akan meningkat.

“Pembangunan infrastruktur yang baik akan membuka akses bagi petani untuk mendistribusikan hasil panen mereka dengan lebih cepat dan efisien, sehingga bisa bersaing di pasar lokal maupun nasional,” kata Shabela.

Lebih dari itu, Shabela dan Eka berjanji untuk memberikan dukungan penuh terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pengembangan industri berbasis pertanian dan pariwisata.

Aceh Tengah yang dikenal sebagai daerah penghasil kopi dan memiliki potensi wisata alam yang besar, dianggap pasangan ini sebagai sektor unggulan yang harus didorong secara optimal.

“Kopi Gayo adalah identitas Aceh Tengah. Kami akan memastikan agar produk unggulan daerah ini bisa terus berkembang, baik di pasar nasional maupun internasional. Begitu juga dengan potensi wisata alam yang harus kita garap secara serius agar bisa menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat,” kata Shabela.

Program yang diusung Shabela dan Eka ini mendapat sambutan positif dari masyarakat.

Program hutan sosial ini sebagai solusi yang tepat untuk mengatasi berbagai persoalan agraria yang selama ini menjadi salah satu kendala utama dalam pengembangan sektor pertanian di Aceh Tengah.

“Selama ini kami masyarakat kesulitan mengakses lahan karena terbatasnya kepemilikan tanah atau terkendala hutan lindung. Jika program ini bisa berjalan, tentu akan sangat membantu kami sebagai petani,” ujar Armen saat menggelar pertemuan dengan Shabela.

Ia berharap besar pada pasangan Shabela dan Eka, khususnya dalam hal implementasi program-program yang pro-rakyat dan berkelanjutan.

Pasangan ini dinilai mampu membawa perubahan nyata bagi kesejahteraan masyarakat, terutama di sektor agraria dan lingkungan.

[ ARINOS ]

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI