HARIE.ID, TAKENGON | Kejadian mengejutkan terjadi di Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Aceh Tengah.
Kantor dinas tersebut tampak tutup dan kosong, meskipun seharusnya masih dalam jam kerja aktif, Kamis 19 September pukul 11.02 WIB.
Peristiwa ini memicu kritik keras dari Badri Linge, salah satu pemuda yang getol mengkritisi pembangunan di Kabupaten berhawa sejuk itu.
Badri menuding, Dispora belum menjalankan tugasnya dengan baik.
Dalam keterangan yang disampaikannya kepada Harie.id, ia menyatakan rasa kecewanya terhadap kondisi tersebut.
Menurutnya, fakta bahwa kantor Dispora tutup di tengah jam kerja resmi mencerminkan buruknya manajemen dan kinerja pegawai di dinas tersebut.
“Ini bukan hari libur, ini masih hari Kamis, dan sekarang jam 11 siang lewat. Kantor dinas seharusnya tetap buka dan ada aktivitas di dalamnya. Bagaimana bisa kantor pemerintahan tutup di tengah jam kerja,” katanya.
Badri menilai, tutupnya kantor ini bukanlah hal sepele, melainkan cerminan dari lemahnya disiplin dan tanggung jawab para pegawai di lingkungan Dispora.
Ia bahkan menyebut bahwa kondisi ini menunjukkan bahwa dinas tersebut “makan gaji buta”.
Seharusnya, Dispora memberikan kontribusi yang nyata bagi masyarakat dan pembangunan daerah, apalagi saat ini tengah berlangsung PON ke-XXI Aceh Sumut.
“Kita sudah tahu Dispora ini tidak punya banyak kegiatan, tapi bukan berarti bisa seenaknya tutup kantor di jam kerja. Harus ada pegawai yang tetap standby, menjalankan tugasnya, dan melayani masyarakat. Ini tanggung jawab sebagai ASN,” tambahnya.
Kritik yang dilontarkan Badri juga berfokus pada peran dan fungsi Dispora yang dianggap minim kontribusi dalam memajukan sektor kepemudaan dan olahraga di Aceh Tengah.
Ia menyoroti bahwa sejauh ini, dinas tersebut belum menunjukkan program atau kegiatan yang berdampak signifikan.
“Mereka seharusnya bekerja lebih keras, terutama dalam membina generasi muda dan menciptakan program-program olahraga yang bermanfaat. Tapi kalau kantornya saja tutup di jam kerja, bagaimana masyarakat bisa berharap pada dinas ini untuk memajukan daerah,” tanyanya.
Penutupan kantor Dispora saat jam kerja ini menambah deretan keluhan masyarakat terhadap pelayanan publik di Aceh Tengah.
Badri berharap, kejadian ini menjadi bahan evaluasi bagi pimpinan dinas dan pemerintah daerah untuk segera memperbaiki kinerja aparatur sipil negara, khususnya di lingkungan Dispora.
“Kita butuh pejabat dan pegawai yang benar-benar bekerja untuk masyarakat, bukan hanya duduk diam dan menerima gaji tanpa hasil. Jika begini terus, bagaimana kita bisa bicara tentang pembangunan,” demikian kata Badri.
Informasi tutup nya kantor Dispora di jam kerja berasal dari pemilik kuda tradisional yang menagih hadiah pada saat pelaksanaan PON Aceh – Sumut di Blang Bebangka
Mereka mendatangi kantor Dispora untuk menanyakan kepastian berapa dan kapan hadiah tersebut diberikan.
“Kami ingin pastikan hadiah yang sebelumnya di janjikan, namun, apa yang kami temukan, kantor nya saja tutup,” kata Helmy Afandi.
Ia juga mendengar kabar bahwa, pegawai Dispora berada di lantai dua Ofroom Setdakab. Ketika disambangi, tidak ada pegawai yang berkompeten untuk menjawab keluhan pemilik kuda
“Pelayanan Dispora sangat buruk, ini lagi pelaksanaan PON Aceh Sumut, pelayanan macam apa ini,” kata Helmy kesal.
Terpisah, Kabid Olahraga yang kerap disapa Badi Silat lewat keterangan nya menyebut sejumlah pegawai Dispora standby di lantai dua Ofroom Setdakab.
“Seluruh rekan rekan bidang Olahraga dan sebagian bidang Pemuda dan umum serta perencanaan Dispora di sekretariat Ofroom lantai dua. Dan masih berada di lapangan beres barang,” demikian klarifikasi Badi Silat.
[ ARINOS ]