Kedaulatan Rakyat Aceh Tengah di Ujung Uang Receh!

18
SHARES
102
VIEWS

Catatan Redaksi

Masa tenang Pilkada serentak 2024 dimulai besok, Minggu, 24 November 2024.

Di tengah dinamika politik yang memanas, ini adalah waktu refleksi bagi masyarakat Aceh Tengah.

Pilkada kali ini menjadi penentu masa depan kepemimpinan lima tahun ke depan, namun ancaman politik uang mengintai, berpotensi mencederai integritas demokrasi.

BACA JUGA

Rabu 27 November 2024, menjadi hari yang sakral—hari libur nasional, bukan sekadar “meliburkan diri.”

Ini adalah hari bagi warga di 14 kecamatan dan 295 kampung untuk bersuara, memilih pemimpin yang akan membawa Aceh Tengah ke arah yang lebih baik.

Lima pasangan calon bersiap memperebutkan amanah rakyat: Bardan – Kariman, Irmansyah – Azza, Shabela – Eka, Alaidin – Anda Suhada, dan Haili – Muchsin.

Namun, aroma politik uang mulai tercium. Praktik tercela ini mereduksi makna demokrasi menjadi transaksi murahan.

Apa jadinya jika hak pilih rakyat hanya dihargai dengan amplop, sementara masa depan daerah dipertaruhkan?

Politik uang bukan sekadar pelanggaran, melainkan penghinaan terhadap martabat pemilih.

Ini adalah strategi kotor yang menukar visi-misi dengan janji instan. Demokrasi, yang seharusnya menjadi medan pertarungan gagasan, berubah menjadi pasar bebas suara.

Warga Aceh Tengah harus jeli dan berani berkata tidak pada politik uang.

Jangan biarkan pilihan Anda dibeli, karena harga sebuah suara lebih mahal dari sekadar lembaran rupiah. Memilih pemimpin adalah investasi masa depan—bukan permainan angka untuk kepentingan sesaat.

Saatnya masyarakat bangkit dan menunjukkan kedewasaan politik. Jangan tergoda oleh iming-iming yang hanya menguntungkan segelintir pihak.

Jangan tergoda dengan uang dengan nilai receh Rp100-250 ribu. Ini habis dalam satu hari.

Pilihlah pemimpin yang memiliki rekam jejak, komitmen, dan keberanian untuk membangun Aceh Tengah tanpa kompromi terhadap prinsip keadilan dan kesejahteraan.

Politik uang bukan solusi, melainkan jebakan. Pemilih harus menjadi aktor utama demokrasi, bukan objek eksploitasi.

KIP Aceh Tengah dan Panwaslih dituntut untuk mengawasi dengan tegas setiap indikasi politik uang.

Masyarakat juga memiliki peran penting sebagai garda terdepan dalam melaporkan praktik curang ini.

Pilkada adalah momentum besar. Jangan sia-siakan kesempatan untuk menentukan arah pembangunan Aceh Tengah.

Rabu, 27 November 2024, adalah waktu untuk bersuara—bukan untuk dibungkam dengan amplop.

Mari kita jaga demokrasi tetap bersih, bermartabat, dan berkelas.

Hindari politik uang, pilihlah dengan nurani. Masa depan Aceh Tengah ada di tangan Anda. Jadilah pemilih yang cerdas, bukan yang tergadai!

Politik Uang Racun Demokrasi

Politik uang adalah luka lama dalam pesta demokrasi yang sulit disembuhkan.

Iming-iming receh ini menjebak masyarakat dalam transaksi jangka pendek, sementara konsekuensinya akan dirasakan selama lima tahun ke depan.

Pemimpin yang lahir dari praktik curang ini cenderung memprioritaskan kepentingan balik modal dibandingkan kepentingan rakyat.

Demokrasi bukan barang dagangan. Kedaulatan rakyat tak boleh direndahkan dengan transaksi amplop.

[ RED ]

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI