HARIE.ID, TAKENGON | Sekretaris Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Aceh Tengah, Hamzah, menyampaikan apresiasinya atas kinerja Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslih) Kabupaten Aceh Tengah yang telah membentuk dan melantik Satuan Tugas (Satgas) Anti Politik Uang.
Satgas ini terdiri dari 70 orang yang tersebar di 14 kecamatan di kabupaten tersebut.
Hamzah berharap langkah ini dapat menjadi senjata ampuh untuk membasmi praktik politik uang yang sering kali merusak esensi demokrasi dalam setiap gelaran Pilkada.
“Dengan terbentuknya Satgas ini, semoga polemik politik uang yang dilakukan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab dapat diberantas dengan cepat dan tepat,” ujar Hamzah, Senin 25 November 2024.
Namun, di tengah apresiasi itu, Hamzah tak lupa menyelipkan sindiran halus untuk “tradisi lama” di arena Pilkada.
“Semoga ini bukan sekadar seremonial belaka, apalagi hanya menjadi ajang pamer. Sebab, kita tahu, politik uang ini seperti hantu, selalu ada, tapi sulit terlihat kecuali bagi yang ingin melihat,” katanya.
Ia juga mengimbau masyarakat Aceh Tengah untuk turut ambil bagian dalam pengawasan Pilkada.
“Apabila menemukan oknum yang menyalahgunakan momentum Pilkada dengan membagi-bagikan uang atau lainnya untuk mendukung salah satu pasangan calon, segera laporkan ke Panwaslih Aceh Tengah,” tegas Hamzah.
Di balik pembentukan Satgas ini, Hamzah menantang semua pihak untuk benar-benar membuktikan komitmennya melawan politik uang.
“Jangan sampai Satgas hanya jadi pajangan, sementara praktik di bawah tetap saja berjalan. Masyarakat sudah cerdas, jangan coba-coba bermain api,” pungkasnya.
Langkah Panwaslih Aceh Tengah ini, meski diapresiasi, menjadi ujian besar dalam memastikan Pilkada mendatang berlangsung bersih dan bermartabat, sekaligus membuktikan bahwa demokrasi bisa berjalan tanpa noda uang tunai di balik amplop.
[ ARINOS ]