Diduga Hendak Tauran, Sejumlah Remaja Diamankan, Dua Senjata Tajam Disita Polisi 

94
SHARES
523
VIEWS

HARIE.ID, TAKENGON | Aceh Tengah kembali digegerkan oleh ulah sekelompok remaja yang seharusnya masih sibuk mengisi hari-harinya dengan belajar.

Lima remaja, yang masih berstatus pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Bener Meriah (bahkan ada yang seumuran ini sudah menganggur), terpaksa berurusan dengan polisi setelah kedapatan membawa dua senjata tajam jenis samurai dan parang.

Peristiwa ini terjadi pada Minggu malam, 1 Desember 2024, di kawasan Simpang Lima, Aceh Tengah.

BACA JUGA

Awalnya, kelima remaja tersebut dicurigai pemilik mobil coffee membawa senjata tajam dan membuang nya di samping Pendopo Bupati.

Kecurigaan semakin kuat saat salah satu dari mereka menunjukkan gelagat mencurigakan. Benar saja, salah satu dari pengusaha mobil coffee ini menemukan senjata tajam jenis Samurai di samping Pendopo Bupati, tak jauh dari Kantor PWI Aceh Tengah.

“Kami tanya kepemilikan senjata tajam ini, namun, tidak ada satupun yang mengaku, hingga akhirnya kami berkoordinasi dengan anggota Kodim 0106 Aceh Tengah dan Polres Aceh Tengah,” kata salah satu pemilik mobil coffee ini.

Namun, ketika diinterogasi, para remaja itu menolak mengakui kepemilikan senjata tajam yang ditemukan.

“Kami hanya nongkrong, Pak,” ujar salah satu dari mereka dengan nada gugup.

Dari gelagatnya, remaja masih dibawah umur ini diduga merencanakan tawuran dengan kelompok lain asal Bener Meriah pada pukul 01.00 WIB.

Sedangkan lima remaja yang di amankan ini, semua berasal dari Kabupaten Bener Meriah.

Dari percakapan WhatsApp milik remaja itu, mereka diduga memiliki geng masing – masing. Tak ayal jika geng ini telah saling menantang untuk bertarung.

Tak hanya melibatkan remaja laki-laki, kelompok tersebut juga diikuti oleh sejumlah remaja perempuan yang tampak tidak kalah aktif sebelum dibubarkan.

Sebelum dibubarkan, mereka diduga mengisap lem sebagai bentuk “pemanasan” sebelum aksi tawuran dimulai di Musara Alun.

Hal itu dibenarkan oleh Aparatur Kampung Blang Kolak 1, Asri. Ia juga sangat resah dengan ulah para remaja yang ditangkap ini.

Aparatur kampung Blang Kolak 1 sempat membubarkan kerumunan remaja tersebut di Lapangan Musara Alun.

Ia menyatakan, fenomena ini bukanlah yang pertama kali terjadi. “Kami sudah sering membubarkan aksi yang seperti ini. Kami menduga, yang terlibat pasti geng geng ini,” ujar Asri dengan nada prihatin.

Bahkan katanya, selain aparatur kampung Blang Kolak I, pihaknya bersama Babinsa, Bhabinkamtibmas dan linmas kampung, setiap hari, bahkan setiap malam berpatroli di lapangan Musara alun.

Keadaan ini jelas membuat masyarakat resah. Musara Alun, yang selama ini menjadi tempat favorit warga untuk bersantai dan berolahraga kini kehilangan kenyamanannya.

Kapolres Aceh Tengah, AKBP Dody Indra Eka Putra, mengonfirmasi bahwa kelima remaja tersebut kini diamankan di Polres untuk penyelidikan lebih lanjut.

“Ya, benar, kami mengamankan mereka beserta dua senjata tajam. Kami akan mendalami lebih jauh motif dan tujuan mereka,” ujar Kapolres.

Tindakan tegas dari aparat ini diharapkan bisa menjadi pelajaran bagi remaja lainnya.

Pemerintah daerah juga didesak untuk segera bertindak, menciptakan demi kenyamanan lapangan Musara Alun di malam hari.

Lapangan Musara Alun, sejati nya menjadi tempat favorit warga untuk berolahraga, kini mulai kehilangan fungsinya. Kegiatan para remaja di sana justru meresahkan, terutama di malam hari.

Situasi ini menjadi alarm keras bagi Pemkab Aceh Tengah. Peran aktif semua pihak sangat diperlukan untuk memastikan generasi muda tidak terjerumus lebih dalam.

Dengan kasih sayang, bimbingan, dan perhatian yang cukup, kita bisa menciptakan lingkungan yang aman dan sehat bagi anak-anak kita.

Jangan biarkan malam membawa mereka ke dalam kegelapan. Jadilah lentera yang memandu mereka kembali ke jalan yang benar.

Kepada orang tua, sudah saatnya kita bertanya pada diri sendiri, sejauh mana kita mengenal anak-anak kita? Apakah kita benar-benar tahu ke mana mereka pergi saat malam tiba? Apa yang mereka lakukan di luar sana?

Anak-anak adalah amanah yang tidak hanya perlu dicintai, tetapi juga diawasi. Jangan biarkan mereka belajar arti hidup dari jalanan, di mana geng dan senjata tajam menjadi guru mereka.

Kasih sayang tanpa disiplin adalah pedang bermata dua, yang bisa melukai masa depan mereka.

Untuk para pelajar, dunia ini terlalu indah untuk dihabiskan dengan perkelahian.

Jalan kekerasan mungkin terlihat gagah di mata teman-teman, tetapi pada akhirnya, itu hanya membawa kehancuran. Hormati orang tua, dengarkan nasihat mereka, karena di balik setiap larangan ada doa yang tulus.

Tidak ada kebanggaan yang lebih besar daripada menjadi anak yang membanggakan orang tua. Jadilah pelita yang menerangi jalan, bukan api yang membakar harapan.

[ ARINOS ]

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI