Kas Kebobolan Rp2,9 Miliar, Dirut Bank Aceh Didesak Copot Pemimpin Cabang Bener Meriah 

40
SHARES
223
VIEWS

Apakah kebobolan kas sebesar Rp 2,9 miliar menjadi penanda lemahnya pengawasan atau sekadar tradisi baru di Bank plat merah?”

HARIE.ID, REDELONG | Desakan terhadap Direktur Utama (Dirut) Bank Aceh agar mencopot Radhiallah, Pemimpin Bank Aceh Cabang Bener Meriah, semakin menguat pasca mencuatnya dugaan pembobolan kas senilai Rp 2,9 miliar.

Aktivis muda, Riga Wantona, menyebutkan langkah tegas ini sebagai ujian nyata manajemen Bank Aceh dalam menjaga kepercayaan publik.

BACA JUGA

“Kita tahu Polda Aceh sudah mulai menyelidiki kasus ini. Sebagai bentuk tanggung jawab, jabatan Radhiallah harus segera dicopot. Ini bukan hanya soal teknis hukum, tapi juga soal moralitas institusi,” ujar Riga kepada wartawan, Rabu 17 Desember 2024.

Menurut Riga, kelalaian Radhiallah sebagai pemimpin cabang menjadi salah satu akar permasalahan raibnya uang rakyat Aceh tersebut.

“Bagaimana mungkin pengawasan begitu longgar hingga uang sebesar ini bisa raib secara bertahap?,” ujarnya tajam.

Ia menambahkan, dugaan pembobolan oleh oknum Customer Service (CS) semakin menegaskan perlunya reformasi total dalam manajemen.

“Jika pembobolan terjadi saat perbaikan ATM, berarti sistem ini sudah bobrok sejak lama. Apakah tidak ada kontrol ganda untuk uang miliaran rupiah,” katanya.

Askhalani, aktivis lainnya, turut memperkuat desakan Riga. Ia menilai bahwa kebobolan ini bukan sekadar kecolongan, melainkan bukti nyata kegagalan manajerial.

“Uang Rp 2,9 miliar itu bukan angka kecil. Jika ini terus dibiarkan, bagaimana publik bisa percaya pada Bank Aceh,” tanya Askhalani.

Dirinya berharap Dirut Bank Aceh segera mengambil tindakan tegas dengan mengganti Radhiallah.

“Kita butuh pemimpin yang punya kompetensi, bukan sekadar jabatan. Jangan sampai bank ini dianggap lebih sibuk mengurus reputasi daripada menjaga amanah rakyat,” tegasnya.

Diketahui, pihak Ditreskrimsus Polda Aceh telah memulai penyelidikan awal atas dugaan pembobolan kas ini.

Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari pihak Bank Aceh mengenai langkah perbaikan ataupun siapa yang akan bertanggung jawab penuh atas insiden ini.

Sementara itu, publik masih menunggu apakah kasus ini akan menjadi pelajaran serius bagi manajemen Bank Aceh atau justru terjebak dalam drama panjang yang berakhir dengan melupakan inti masalah.

[ ARINOS ]

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI