HARIE.ID, TAKENGON | Kabupaten Aceh Tengah, yang dikenal dengan hawa sejuknya, kini tengah menghadapi tantangan dalam penerapan kebijakan lima hari kerja untuk Aparatur Sipil Negara (ASN).
Meski di atas kertas terlihat modern dengan dua hari libur penuh, kenyataannya masih menyisakan tanda tanya tentang efektivitas implementasinya.
Setiap pagi, sidik jari ASN terekam di mesin absen digital, seolah mencerminkan kedisiplinan yang tinggi.
Namun, setelah itu, pemandangan di ruang kerja mulai berubah. Tak jarang kursi-kursi kosong menghiasi kantor sebelum pukul 17.00 WIB.
Alasan klasik seperti “menjemput anak” atau “makan siang” menjadi dalih bagi sebagian pegawai untuk meninggalkan kantor lebih awal.
Ironi ini semakin terasa ketika dibandingkan dengan masyarakat Aceh Tengah yang sebagian besar berprofesi sebagai petani.
Mereka bekerja tujuh hari tanpa henti demi memenuhi kebutuhan hidup. Jika ASN hanya memanfaatkan sistem lima hari kerja untuk menikmati libur panjang, evaluasi mendalam terhadap kebijakan ini menjadi sebuah keharusan.
Bupati Aceh Tengah terpilih, Haili Yoga, menanggapi hal ini dengan tegas. Dalam acara Talk Podcast bertajuk “Harapan Pada Pemimpin Terpilih” yang diselenggarakan oleh RRI Takengon pada Kamis 23 Januari 2025, Haili Yoga mengungkapkan komitmennya untuk meningkatkan kedisiplinan ASN.
“Untuk merubah kedisiplinan, saya pastikan langsung. Saya akan datang ke Puskesmas, Dukcapil, atau ke kepala desa di jam 17.00 WIB. Kalau di Puskesmas, misalnya, apakah pasiennya sudah puas dengan pelayanan yang ada? Ini cerminan dari ASN-nya,” tegas Haili Yoga.
Haili Yoga juga berjanji akan mendengar langsung keluhan masyarakat terkait pelayanan publik.
“Kalau belum puas, saya hadir. Saya akan tanya, apa masalahnya? Kenapa masyarakat merasa tidak puas? Ruang untuk memberikan masukan akan kami buka,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa seluruh pelayanan publik di Pemkab Aceh Tengah harus rampung pada pukul 17.00 WIB. Tidak ada alasan untuk menunda pekerjaan.
“Tidak ada lagi sebutan berkasnya di meja Bupati. Kalau itu terjadi, berarti persoalan hari itu belum selesai, kecuali untuk pelayanan rumah sakit, itu beda” katanya.
Pengalaman Haili Yoga sebagai pejabat ASN, Sekda hingga Pj Bupati Bener Meriah menjadi dasar dari komitmennya. Ia mengaku tidak pernah membiarkan berkas menumpuk di meja kerjanya.
“Jam 17.00 WIB, semua dokumen harus selesai. Tidak ada berkas di meja, di mobil, atau di rumah. Saya akan cek, apakah masih ada dinas yang tidak menyelesaikan tugasnya tepat waktu?” ujarnya.
Menurut Haili Yoga, sistem lima hari kerja sudah tepat. Namun, pengawasan menjadi kunci utama untuk memastikan kebijakan ini berjalan efektif.
“Nanti ada program untuk mengecek meja-meja kerja. Jika masih ada berkas yang menumpuk di jam lima sore, saya akan datang. Kenapa ini belum diselesaikan? Kita juga akan buat komitmen bersama untuk menyelesaikan semua pekerjaan tepat waktu,” jelasnya.
Lebih dari itu, Haili Yoga berencana meluncurkan sebuah aplikasi untuk memantau kinerja ASN hingga perangkat desa.
Aplikasi ini akan mencatat absensi pejabat publik, memantau apel pagi, hingga mendeteksi desa yang tidak melakukan gotong royong.
“Aplikasi ini akan menjadi alat pengawasan yang efektif untuk memastikan semua pihak bekerja dengan baik,” pungkasnya.
Haili Yoga menutup dengan menegaskan pentingnya kehadiran pemerintah dalam memberikan pelayanan terbaik.
“Lima hari kerja sudah cukup, asalkan outcome-nya jelas. Apakah masyarakat sudah dilayani dengan baik? Itu yang akan saya awasi secara langsung,” pungkasnya sembari meminta masyarakat ikut mengawasi apa yang ia sampaikan itu
| ARINOS