HARIE.ID, TAKENGON | Pagi masih basah oleh embun ketika hiruk-pikuk di pusat kota mulai kembali hidup.
Euforia Idul Fitri masih terasa, keluarga-keluarga larut dalam hangatnya silaturahmi, dan jalanan kota penuh dengan lalu lalang warga yang bersuka cita.
Namun, di tengah kemeriahan itu, ada sosok-sosok yang diam-diam bekerja tanpa jeda. Mereka adalah para petugas kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan, dan Pertamanan Aceh Tengah, pejuang tak kenal lelah yang memastikan kota tetap bersih setelah perayaan besar.
Usai Sholat Idul Fitri 1446 Hijriah, mereka langsung bergerak. Mengenakan seragam oranye khas, para petugas ini menyapu jalanan, mengangkut tumpukan sampah yang menumpuk di berbagai sudut kota.
Bagi mereka, Idul Fitri bukan hanya tentang berkumpul dengan keluarga, tetapi juga tentang menjalankan tugas demi kenyamanan masyarakat.
“Belum dilakukan secara menyeluruh, karena masih terbatas petugas yang dapat dikerahkan,” kata Kepala Dinas DLHK Aceh Tengah, Subhan Sahara, Senin 31 Maret 2025.
Keterbatasan jumlah petugas membuat upaya pembersihan belum bisa optimal. Beberapa titik di pusat kota Takengon masih menunggu giliran untuk dibersihkan, sementara kontainer sampah yang tersedia belum cukup untuk menampung lonjakan limbah yang dihasilkan saat kegiatan Meugang penutup Ramadhan.
Pantauan Harie.id, sejumlah kontainer sampah belum terlihat dikerahkan sepenuhnya, kondisi sampah sudah dalam kondisi over load.
Meski begitu, tak ada keluhan dari wajah mereka. Hanya ada keikhlasan dan dedikasi dalam setiap sapuan sapu, dalam setiap karung yang mereka angkat ke atas truk pengangkut.
Mereka sadar, tugas ini bukan sekadar pekerjaan, tetapi juga bentuk pengabdian. Tanpa mereka, kota ini akan penuh dengan sampah, keindahan Idul Fitri akan ternoda oleh sisa perayaan yang berserakan.
“Belum semua kontainer sampah dikerahkan, karena keterbatasan petugas,” demikian kata Subhan Sahara.
| ARINOS