Jalan Rusak, Wisata Lesu, Wajah Buruk Akses Jalan di Sisi Kanan Danau Lut Tawar

30
SHARES
169
VIEWS

HARIE ID, TAKENGON | Dari kejauhan, bentangan Danau Lut Tawar tampak memukau, dikelilingi perbukitan hijau dan udara sejuk yang mengalir lembut.

Pesonanya tak pernah pudar, menjadi magnet bagi para pelancong lokal maupun mancanegara.

Namun, keindahan itu seakan terperangkap oleh kondisi infrastruktur yang memprihatinkan. Jalan menuju sejumlah destinasi wisata dari Kecamatan Lut Tawar menuju Kecamatan Bintang kini dalam kondisi rusak.

BACA JUGA

Lubang-lubang besar menghiasi badan jalan, sebagian aspal telah mengelupas dan berubah menjadi batuan tajam yang membahayakan.

Bagi warga lokal maupun wisatawan, perjalanan menyusuri sisi kanan Danau Lut Tawar bukan lagi pengalaman menyenangkan, melainkan penuh kehati-hatian dan rasa was-was.

“Setiap tahun memang ada pemeliharaan, tapi sebatas pembersihan rumput di bahu jalan. Itu belum cukup. Yang kami butuhkan adalah pembangunan kembali jalan ini agar aman dan layak dilewati,” kata Mulyadi seorang pemuda asli dari sekitar Danau Lut Tawar, Sabtu 05 April 2025.

Sebagai jalur lintas Kabupaten, jalan penghubung Lut Tawar – Bintang seharusnya mendapat perhatian lebih dari Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah.

Terlebih, kawasan ini menjadi salah satu pusat kunjungan wisata di Tanah Gayo. Saat momen liburan tiba, mulai dari Lebaran hingga akhir tahun, ribuan wisatawan datang berbondong-bondong ke Danau Lut Tawar.

Namun kondisi jalan yang buruk justru menjadi ironi dalam geliat pariwisata setempat.

“Sayang sekali, padahal banyak wisatawan yang antusias. Tapi karena aksesnya buruk, mereka kapok untuk datang kembali. Padahal potensi wisatanya luar biasa,” ujar Mulyadi, lirih.

Mulyadi (Photo/dok)

Kecamatan Lut Tawar dan Bintang memiliki banyak obyek wisata, mulai dari pemandangan danau yang memesona, perkampungan adat, hingga air terjun tersembunyi yang memesona.

Namun, semua potensi itu seperti tak mampu bicara ketika akses menuju ke sana rusak dan mengancam keselamatan.

Selain persoalan infrastruktur, Mulyadi juga menilai perlu adanya dorongan kepada masyarakat lokal untuk turut menangkap peluang ekonomi dari sektor pariwisata.

“Warga bisa membuka homestay, kafe lokal, atau kerajinan tangan khas Gayo. Tapi semua itu tidak akan berkembang tanpa akses yang memadai,” jelasnya.

Pengembangan pariwisata sejatinya adalah kerja bersama. Pemerintah menyediakan infrastruktur yang memadai, masyarakat menyambut dengan kesiapan layanan, dan wisatawan datang dengan kenyamanan.

Tanpa itu semua, Danau Lut Tawar hanya akan menjadi lukisan indah yang sulit dijangkau.

“Pesona alam harusnya diiringi dengan akses yang layak, agar Gayo tidak hanya dikenal karena keindahannya, tapi juga karena kesiapannya menyambut wisatawan,” pungkas Mulyadi berharap akses jalan utama diperlukan sama seperti akses wisatawan menuju Bintang dari sisi Utara.

| ARINOS

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI