HARIE.ID, TAKENGON | Isu pemekaran Provinsi Aceh Leuser Antara (ALA) kembali jadi perbincangan hangat di tengah masyarakat.
Salah satu suara yang muncul berasal dari Sadikin Arisko, warga Gayo yang menilai gerakan ALA kerap kehilangan arah dan transparansi.
“Perjuangan ALA bukan hal baru, tapi yang jadi pertanyaan publik, kenapa selalu mandek di tengah jalan. Bahkan, tak jarang berakhir dalam kesepakatan tertutup yang tak pernah dijelaskan ke masyarakat,” ujar Sadikin, Minggu 06 April 2025.
Menurutnya, masyarakat wilayah tengah pada dasarnya antusias dan mendukung terbentuknya Provinsi ALA.
Namun, kecurigaan mulai tumbuh ketika isu ini dianggap hanya muncul pada momen-momen tertentu dan mengarah ke kepentingan kelompok atau individu semata.
Sadikin mendorong agar Ketua Komite Percepatan Pembentukan Provinsi Aceh Leuser Antara (KP3ALA) segera tampil ke publik dan menjelaskan secara terbuka arah perjuangan yang selama ini dijalankan.
“Pejuang ALA dulu banyak, dan masyarakat ingin tahu siapa saja yang masih konsisten hari ini. Kumpulkan mereka, adakan konferensi pers, tunjukkan kejelasan,” tegasnya.
Ia menegaskan, jika perjuangan ALA benar-benar murni demi kesejahteraan masyarakat dan pemerataan pembangunan, maka dirinya bersama warga lain siap mendukung penuh.
Tapi jika terbukti hanya dimainkan demi kepentingan politik atau jabatan, maka perlawanan bukan hal yang mustahil.
“Sudah cukup tarik-ulur yang tak berujung. ALA bukan senjata untuk memecah belah. Kalau memang gerakan ini tulus dan jujur, kami akan berdiri di barisan depan. Tapi kalau ada agenda tersembunyi, kami juga siap melawan,” tandas Sadikin.
Bagi banyak warga Gayo, ALA adalah harapan lama yang belum tuntas. Namun, di era keterbukaan informasi saat ini, mereka menuntut kejujuran, kejelasan, dan komitmen nyata, bukan sekadar jargon atau manuver musiman.
“Kami mendesak kejelasan dari petinggi – petinggi yang menyuarakan ALA lahir, kami tidak ingin hanya sekedar menjadi panggung politik,” pungkasnya.
| REL