HARIE.ID, TAKENGON | Danau Lut Tawar yang tenang kini mulai memantulkan harapan. Di balik riak air yang jernih, ada geliat perubahan yang tak bisa diabaikan.
Gebrakan tegas Wakil Bupati Aceh Tengah, Muchsin Hasan, dalam menertibkan “cangkul padang dan Cangkul Dedem” mendapat apresiasi luas, termasuk dari pemuda Gayo yang tinggal di tepi danau, Hamzah Chibro.
Hamzah, sosok muda yang sehari-hari menyaksikan denyut kehidupan di sekitar danau, menyambut baik langkah pemerintah.
Menurutnya, penertiban yang selama ini kerap memicu polemik justru berjalan mulus di bawah kepemimpinan Haili Yoga dan Muchsin Hasan.
“Biasanya masyarakat selalu menolak, tapi kali ini mereka justru membongkar sendiri cangkul padang mereka. Ini luar biasa, pendekatan pemerintah berhasil menyentuh hati,” ujar Hamzah lewat siaran persnya yang diterima Harie.id, Sabtu 10 Mei 2025.
Namun di balik apresiasi itu, Hamzah tak tinggal diam. Ia melontarkan pertanyaan bagaimana dengan pagar-pagar besi dan beton yang berdiri mencolok di pinggir danau, mengatasnamakan kepemilikan pribadi?
“Kalau cangkul padang ditertibkan demi kelestarian, bagaimana dengan pagar-pagar ‘sultan’ yang jelas-jelas merampas ruang publik? Belum lagi penimbunan area tepi danau oleh pengusaha yang seolah kebal hukum,” katanya.
Hamzah bahkan menyebut adanya dugaan bahwa beberapa kawasan wisata yang ditimbun secara masif itu dimiliki oleh oknum pejabat daerah hingga oknum aparat penegak hukum.
“Kami tidak anti wisata, tidak juga menolak pembangunan. Tapi jangan rusak danau demi keuntungan pribadi. Kami yakin, pemerintah yang berani menertibkan rakyat kecil, pasti berani juga menghadapi yang berkedok kekuasaan,” tegasnya.
Ia mengajak masyarakat Gayo untuk tidak hanya diam. Menurutnya, menjaga danau bukan tugas pemerintah semata, melainkan panggilan bersama demi warisan anak cucu kelak.
Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah, melalui sosok Muchsin Hasan, telah membuka jalan.
“Tapi apakah langkah berani ini akan berlanjut hingga menyentuh para “elit” yang bersembunyi di balik seragam. Atau justru terhenti karena tekanan kuasa tak kasat mata,” pungkasnya.
| ARINOS