HARIE.ID, TAKENGON | Seratusan warga Kampung Serule, Kecamatan Bintang, Kabupaten Aceh Tengah, menggelar aksi di depan Gedung DPRK Kamis 15 Mei 2025.
Mereka menuntut pencopotan Reje Kampung Serule, Amiruddin, yang dituding melanggar adat dan syariat Islam.
Mawardi selaku koordinator aksi ini menyuarakan keresahan warga atas perilaku sang reje, yang menurut mereka tidak mencerminkan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Gayo.
“Reje ini baru menjabat dua tahun, tapi sudah menimbulkan kegelisahan di kampung. Kami tidak ingin adat dan syariat dikotori oleh perilaku yang tidak pantas,” ujar Mawardi dalam orasinya.
Mawardi menegaskan, aksi ini bukan karena dendam pribadi, melainkan demi menjaga marwah kampung. Ia juga menyatakan warga telah membawa bukti pelanggaran yang dilakukan sang reje.
“Kami tidak datang dengan tangan kosong. Kami punya acun (bukti) dan kami minta DPRK serta pihak terkait menindaklanjuti. Kalau tidak ada keputusan, kami tidak pulang karena kami datang dari jauh,” tegasnya.
Tokoh masyarakat Serule, Rasad, juga turut angkat bicara. Ia menyampaikan, perilaku Reje Amiruddin telah mencoreng martabat adat Gayo.
“Kata datu kami, ini namanya ‘Pagar makan tanaman’, seperti pemimpin yang merusak dari dalam. Kalau begini terus, bagaimana dengan masa depan Serule? Apakah kami seperti kerbau yang kehilangan tali bebas tanpa arah?” ujarnya dengan nada kecewa.
Sementara itu, Ketua Majelis Adat Gayo (MAG) menyatakan, pihaknya telah memberikan rekomendasi resmi kepada pemerintah terkait kasus ini.
“Ini harus di Serlut (Dicopot -red), tapi mekanisme nya lewat Pemerintahan” ucapnya singkat.
Pantauan Harie.id, massa ini membawa poster meminta Reje ini segera dicopot lantaran dinilai melanggar adat dan syariat.
Peserta aksi ini mendapat pengawalan dari pihak kepolisian resort Aceh Tengah.
| ARINOS