HARIE.ID, TAKENGON | Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah melakukan peninjauan langsung ke lokasi pembangunan jembatan di Desa Asir-Asir, Kecamatan Lut Tawar, yang dikerjakan oleh pihak PT PLN UPP SBU 2.
Anggota Komisi C yang turun langsung ke lapangan antara lain Hanafiah, Khairul Ahadian, dan Seven Cebro Kobat.
Sebelum turun ke lokasi, pihaknya melakukan pertemuan (Rapat-red) dengan pihak PT PLN UPP SBU 2.
Mereka meninjau kondisi fisik pembangunan serta progres pengerjaan infrastruktur yang menjadi akses vital bagi lima desa di wilayah tersebut.
Di lokasi, terlihat satu unit alat berat tengah beroperasi, menandai dimulainya aktivitas pembangunan secara aktif.
Salah satu jembatan yang sebelumnya berdiri kini telah dihancurkan. Anggota Komisi C, Hanafiah, kepada wartawan menyampaikan, pembongkaran tersebut merupakan bagian dari tahapan pembangunan jembatan baru, sesuai dengan janji pihak PLN.
“Jembatan ini sebelumnya dijanjikan akan dibangun di akhir tahun 2023, namun baru sekarang mulai dikerjakan. Kami datang memastikan bahwa komitmen tersebut benar-benar dijalankan,” ungkap Hanafiah, Rabu 18 Juni 2025.
Sebelumnya, untuk menjawab kebutuhan mendesak warga, telah dibangun jembatan darurat pada 14 Juli 2023 lalu.
Namun, kondisi dua jembatan darurat yang masih digunakan saat ini sangat mengkhawatirkan.
Satu jembatan diketahui sudah dalam kondisi melengkung dan hanya ditahan oleh penyangga sederhana agar tidak roboh.
Sementara satu jembatan lainnya dibangun menggunakan struktur scaffolding berdiameter 48,6 milimeter, dengan lebar 1,5 meter dan panjang 11,6 meter.
Namun, baru sebulan digunakan, jembatan tersebut sudah mengalami kerusakan parah.
Situasi ini membuat masyarakat setempat was-was saat melintas. Warga khawatir jembatan sewaktu-waktu bisa ambruk atau saat anak-anak melintas.
Seven juga menyebut, pihaknya akan terus mengawal pembangunan ini agar rampung sesuai standar dan kebutuhan masyarakat.
Mereka juga meminta pihak perusahaan untuk bertanggung jawab penuh terhadap keamanan dan kualitas konstruksi.
“Jangan sampai warga menjadi korban akibat kelalaian dalam pengerjaan. Ini menyangkut keselamatan dan hajat hidup banyak orang,” kata Seven.
Bahkan kata Khairul Ahadian, pembangunan jembatan permanen itu benar-benar diselesaikan tepat waktu dan bisa dimanfaatkan dengan aman.
“Mengingat peran jembatan tersebut sebagai urat nadi mobilitas masyarakat di lima desa ini,” ujar Erol.
| ARINOS