HARIE.ID, TAKENGON | Wakil Bupati Aceh Tengah, Muchsin Hasan mendukung penuh produksi film Black Coffee yang tengah digarap di Takengon dan Bener Meriah.
Menurutnya, kehadiran film ini tak hanya memberi angin segar bagi dunia perfilman nasional, tetapi juga menjadi peluang emas untuk membawa nama Aceh Tengah ke panggung internasional.
Film Black Coffee menghadirkan tiga nama besar yang dinanti publik Reza Rahadian, Ine Febriyanti, dan Asmara Abigail.
Kehadiran mereka kata Muchsin Hasan menjadi magnet tersendiri dan membuktikan bahwa proyek ini sangat serius, tak sekadar hiburan, tapi juga kaya makna dan pesan budaya.
“Seniman dan budayawan yang terlibat begitu lengkap. Kami kerap bertemu dengan tim Black Coffee dan menyaksikan bagaimana film ini digarap dengan dedikasi luar biasa. Pemerintah daerah sangat mendukung penuh,” ujar Muchsin Hasan, Kamis 04 Juli 2025.
Ia menyebutkan, film ini tidak hanya ditujukan untuk pasar nasional, tapi diharapkan dapat bersaing di panggung internasional.
“Black Coffee adalah dokumen budaya yang diangkat ke layar lebar. Kami berharap besar film ini tayang di festival dan layar internasional. Secara otomatis, Tanoh Gayo akan terangkat di mata dunia,” lanjutnya.
Muchsin menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai lokal dalam proses produksi.
Aceh Tengah sebagai wilayah yang berlandaskan syariat dan kaya akan adat istiadat, harus tetap dihormati dalam setiap adegan dan penyampaian cerita.
“Kami ingatkan, wilayah ini memiliki akar adat dan nilai syariat. Tapi kami percaya film ini akan menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut. Kearifan lokal Aceh Tengah adalah prioritas,” tegasnya.
Pemkab Aceh Tengah memberikan dukungan konkret dalam proses produksi. Salah satunya adalah dengan menyediakan suplai listrik melalui genset dan bantuan teknis saat syuting berpindah-pindah lokasi.
Tak hanya itu, pemerintah juga membuka ruang koordinasi untuk kebutuhan pengamanan selama proses produksi berlangsung.
“Jika diperlukan pengamanan tambahan, InsyaAllah bisa kita koordinasikan. Jauh-jauh hari kita juga sudah informasikan kepada masyarakat, agar semua proses syuting berjalan lancar,” terang Muchsin.
Berdasarkan pemantauan dan survei internal, masyarakat Aceh Tengah sangat menyambut positif pembuatan film ini.
“Antusiasme warga luar biasa. Masyarakat mendukung karena ini bisa mengangkat citra Aceh Tengah sebagai penghasil kopi Arabika terbaik, sekaligus ikon wisata seperti Danau Lut Tawar,” katanya.
Lebih dari sekadar promosi daerah, Muchsin Hasan berharap film ini mampu memberikan dampak nyata bagi masyarakat, terutama dalam sektor ekonomi kreatif dan pariwisata.
“Eksploitasi wilayah ini dalam konteks positif, budaya, kopi, wisata sangat penting. Ini bukan eksploitasi yang merusak, tapi membangun. Kami ingin masyarakat juga merasakan manfaatnya langsung,” pungkasnya.
| ARINOS