HARIE.ID | TAKENGON – saat pemerintah gencar menggaungkan pendidikan berkualitas, realitas menyedihkan justru menyelimuti ruang kelas di SMP Negeri 32 Takengon, Kampung Kekuyang, Kecamatan Ketol, Aceh Tengah.
Puluhan siswa baru di sekolah itu terpaksa menjalani proses belajar mengajar di atas lantai, beralaskan karung goni, karena ketiadaan kursi dan meja.
Fenomena ini bukan berlangsung sehari dua hari. Seorang guru di sekolah tersebut mengungkap, kondisi itu sudah berjalan sejak minggu kedua tahun ajaran baru, tepatnya dua pekan setelah penerimaan siswa baru pada 12 Juli 2025. Dua lokal kelas satu tak memiliki fasilitas belajar yang layak.
“Satu ruangan lantainya keramik, yang satu lagi hanya semen. Yang di ruang semen, anak-anak bawa karung sendiri dari rumah untuk dijadikan alas duduk,” kata sang guru menjawab pertanyaan wartawan, Selasa 05 Agustus 2025.
Bukan karena abai, tapi karena darurat. Meja dan kursi yang sebelumnya tersedia rusak berat dan tak bisa lagi digunakan.
Tahun ini, jumlah siswa baru meningkat drastis, mencapai lebih dari 40 orang. Namun fasilitas sekolah tak ikut bertambah.
Guru itu mengaku pihaknya sudah melaporkan kondisi tersebut ke kepala sekolah lama, namun pergantian kepemimpinan yang belum tuntas membuat nasib siswa terkatung-katung.
Kepala sekolah yang lama disebut telah diganti sejak 11 Juli 2025, tapi serah terima jabatan ke pengganti belum dilakukan. Alhasil, pengadaan kursi dan meja masih menunggu proses administratif yang berjalan lambat.
Dikonfirmasi terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Tengah, Kausarsyah, menyebut kebutuhan kursi dan meja untuk SMPN 32 Takengon sudah masuk dalam program bantuan revitalisasi sekolah.
“InsyaAllah tahun ini pengadaan kursi dan meja untuk sekolah itu sudah tersedia,” ujarnya singkat.
Diberitakan sebelumnya, Sekolah ini menjadi temuan dalam Audit BPK di tahun 2024. Dana Bos senilai Rp127 Juta tak sesuai fakta.
Baca Juga
Dana BOS SMPN 32 Takengon Bermasalah, BPK Temukan Rp127 Juta Tak Sesuai Fakta
| KARMIADI