HARIE.ID, TAKENGON – Putra daerah asal Dapil III yang kini duduk di DPRK Aceh Tengah menyesalkan kondisi memilukan yang terjadi di SMP Negeri 32 Takengon, Kampung Kekuyang, Kecamatan Ketol.
Fauzan menyesalkan fakta bahwa hingga awal Agustus 2025, puluhan siswa baru di sekolah itu masih terpaksa belajar di lantai beralaskan karung goni karena tidak tersedianya bangku dan meja belajar.
“Ini ironi. Di saat kita terus digaungkan dengan semangat pendidikan berkualitas, di Dapil saya sendiri tepatnya di Ketol, anak-anak kita justru duduk di lantai, beralas karung. Ini menyayat hati,” kata Fauzan saat dimintai keterangannya, Kamis 07 Agustus 2025.
Fauzan menyebut, kondisi seperti ini tidak seharusnya terjadi, apalagi sudah berlangsung sejak minggu kedua tahun ajaran baru.
“Ketika pemerintah daerah sibuk bicara peningkatan mutu pendidikan, tapi kenyataan di lapangan malah sebaliknya. Ini harus segera ditindaklanjuti dan jangan sampai terulang,” tegasnya.
Dalam masa reses yang lalu, Fauzan mengakui memang belum ada usulan dari masyarakat soal kebutuhan bangku dan meja untuk SMPN 32 Takengon.
Ia menyebut, saat itu perwakilan dari Kecamatan Ketol lebih banyak menyuarakan kebutuhan alat pertanian, mengingat mayoritas masyarakat di wilayah tersebut adalah petani cabai.
“Waktu itu tidak ada pembahasan soal bangku sekolah. Yang masuk dalam aspirasi adalah permintaan bantuan alat pertanian. Tentu kita dukung, karena itu bagian dari peningkatan ekonomi masyarakat. Tapi ke depan, suara-suara dari dunia pendidikan juga harus di suarakan,” ujarnya.
Fauzan menegaskan, reses dengan anggaran terbatas memang membuat semua usulan tidak bisa diakomodir sekaligus.
Namun, ia menilai kasus darurat seperti yang dialami siswa SMPN 32 Takengon semestinya menjadi prioritas lintas sektor.
“Ini bukan sekadar soal kursi dan meja. Ini soal martabat pendidikan anak-anak kita. Jangan sampai karena faktor administrasi atau rotasi kepala sekolah, hak anak untuk belajar dengan layak jadi terbengkalai,” tegasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, siswa kelas 1 SMPN 32 Takengon harus menjalani proses belajar mengajar tanpa fasilitas memadai.
Dua ruang kelas yang ditempati siswa baru tak memiliki meja dan kursi. Salah satunya bahkan hanya berlantaikan semen, membuat siswa terpaksa membawa karung sendiri dari rumah sebagai alas duduk.
Tahun ini dikabarkan SMPN 32 Takengon sudah masuk dalam program revitalisasi tahun ini pengadaan kursi dan meja.
Fauzan berharap, dinas terkait bisa bergerak cepat tanpa harus viral terlebih dahulu.
“Kita tidak bisa terus berbicara soal pendidikan berkualitas tanpa menyentuh realitas dasarnya fasilitas dasar untuk belajar. Ini alarm bagi semua pihak,” pungkas Fauzan.
Laporan | Karmiadi