HARIE.ID | TAKENGON — Polemik pacuan kuda memperingati HUT ke-80 Republik Indonesia di Lapangan H. Muhammad Hasan, Blang Bebangka, Pegasing, 25–31 Agustus 2025, memantik riak di tubuh Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) Aceh Tengah.
Sejumlah pengurus Pordasi merasa kecewa karena mengaku tidak dilibatkan dalam kegiatan bergengsi tersebut. Suara protes datang dari Sekretaris Pordasi Aceh Tengah, Helmi Afandy, didampingi Bendahara Jihar Firdaus.
“Untuk tim teknis bukan dari Pordasi Aceh Tengah. Bahkan ketua timnya juga tidak pernah berkoordinasi dengan kami,” kata Helmi kepada wartawan, Sabtu 06 September 2025.
Namun, tudingan itu langsung dibantah tegas oleh Ketua Pordasi Aceh Tengah, Rahmadi Bentara, SE. Ia memastikan seluruh urusan teknis pacuan justru dipercayakan penuh kepada Pordasi.
“Tim teknis seluruhnya dari Pordasi. Mulai dari dewan hakim, petugas land, petugas mounting yard, sadling paddock, announcer/MC, starting gate, start master, instruktur pengawas – semuanya orang Pordasi,” ujar Rahmadi didampingi Ketua Harian, Mulyadi, SP.
Statement yang dilayangkan itu membuat lebih kurang 45 orang internal Pordasi Aceh Tengah, merasa tidak dihargai oleh sejumlah pengurus yang melayangkan protes ke media.
“Kami akan melakukan musyawarah untuk membahas Reshuffle kepengurusan Pordasi,” katanya.
Rahmadi menilai, jika ada keluhan semestinya disampaikan sejak awal, bukan setelah acara sukses digelar.
“Acara ini berjalan lancar, bahkan menjadi sejarah baru karena pertama kali pacuan kuda diselenggarakan langsung oleh induk olahraga KONI, dengan Pordasi sebagai tim teknis penuh,” tegasnya.
Apresiasi juga datang dari Ketua Umum Pordasi Pusat periode 2020–2024, Triwatty Marciano, yang menilai pacuan kali ini lebih tertib dan sportif. Ia bahkan menghibahkan Starting Gate baru untuk Pordasi Aceh sebagai bentuk dukungan.
Di balik riuh keberhasilan itu, Rahmadi memastikan pihaknya tetap membuka ruang evaluasi. Ia menyinggung adanya dinamika internal yang menurutnya harus segera dibereskan.
“Kami tetap mengapresiasi KONI Aceh Tengah atas kepercayaan yang diberikan, termasuk transparansi anggaran. Namun, demi organisasi yang lebih sehat, kami akan melakukan evaluasi dan reshuffle terhadap dua pengurus,” tegasnya.
Menurutnya, pacuan kuda perdana yang dipegang langsung oleh KONI sebagai induk olahraga justru sejarah baru.
“Ini perdana sepanjang sejarah pacuan kuda di Aceh Tengah diselenggarakan oleh induk organisasi olahraga. Pordasi sebagai Cabor dipercaya penuh sebagai tim teknis selama seminggu acara,” jelasnya.
Terakhir katanya, event kali ini bertujuan melaksanakan eksebisi Pora keikutsertaan Pordasi untuk ikut dalam ajang Pra-Pora di tahun – tahun berikutnya.
“Sehingga jelas, acara ini tujuannya untuk Pordasi. Ini tujuan kita,” katanya.
Laporan | Arinos