HARIE.ID | TAKENGON– Seorang pemuda asal Kampung Mulie Jadi, Kecamatan Silihnara, Kabupaten Aceh Tengah, diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Kamboja.
Korban yang diketahui bernama Dwi Putra Darma (21 tahun) saat ini mengaku sedang dikarantina oleh pihak Imigrasi di Phnom Penh, Cambodia, sejak tiga hari terakhir.
Informasi ini pertama kali diterima oleh Ketua Fraksi Partai Golkar DPRK Aceh Tengah, Agustina, melalui pesan WhatsApp langsung dari korban.
Dalam pesannya, Dwi mengaku disiksa dan berharap Pemerintah Republik Indonesia segera membantunya agar bisa pulang ke Tanah Air.
“Kata pihak Imigrasinya, tiket untuk dua hari ke depan, sekarang beli tiket, lusa dipulangkan,” tulis Dwi kepada Agustina.
Ia juga menyebut paspornya ditahan oleh pihak Imigrasi dan dirinya diminta membayar denda selama masa karantina. Kondisinya memprihatinkan, karena selama dua hari terakhir, Dwi mengaku belum makan.
“Aku digabung sama orang Pakistan, India, dan China di sini. Mau makan nggak ada apa-apa,” keluhnya dalam pesan itu.
Dwi Putra Darma merupakan anak dari Sukimin dan Marlina, warga Mulie Jadi. Menurut keterangan Agustina, sehari-hari Dwi dikenal bekerja sebagai pengantar makanan online (delivery-red) di Takengon.
“Kami sering pesan makanan online darinya. Tiba-tiba dia nge-chat saya dari luar negeri. Awalnya saya tidak percaya, tapi dia tidak meminta uang, hanya minta dibelikan tiket pulang,” ujar Agustina.
Mengetahui kabar tersebut, Agustina langsung berkoordinasi dengan Bupati Aceh Tengah, Haili Yoga.
Menurut Agustina, Bupati meminta pihak kampung untuk memastikan identitas korban, dan menyatakan pemerintah daerah melalui Baitul Mal Aceh Tengah akan membantu pemulangan korban.
“Pak Bupati sudah minta pihak desa membenarkan bahwa itu benar warganya. Pemerintah akan bantu pemulangannya lewat Baitul Mal,” ujar Agustina, Selasa 21 Oktober 2025.
Pengakuan pihak keluarga korban di Mulie Jadi tidak memiliki cukup uang untuk membeli tiket pesawat pulang.
Mereka berharap pemerintah dan pihak terkait segera turun tangan agar Dwi bisa kembali dengan selamat ke kampung halamannya.
“Hari ini kami sudah bertemu dengan orang tuanya. Semoga Dwi segera dipulangkan ke Aceh Tengah,” lanjutnya.
Ia juga berujar, telah berkoordinasi dengan Fraksi Gerindra untuk menghubungkan pesan tersebut ke staf Menteri Luar Negeri (Menlu.
“Sudah kami sampaikan, semoga ada kabar baik,” pungkasnya.
Laporan | Karmiadi












