HARIE.ID, TAKENGON | | Evaluasi yang dilakukan Panitia Khusus (Pansus) DPRK Aceh Tengah terhadap Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati tahun 2024 menemukan sejumlah catatan serius, khususnya pada Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim).
Anggota Pansus, Fahrijal Kasir, menilai kinerja dinas tersebut, usai peninjauan langsung pada Sabtu 19 April 2025.
Berbeda dari hari pertama yang menyoroti BLUD RSUD Datu Beru agar tidak “turun kelas”, Pansus pada hari kedua menaruh perhatian khusus pada Dinas Perkim yang dinilai butuh “upgrade performa”.
Kepada Kadis Perkim Mauiza Uswa, Fahrijal berharap dapat menaikkan “kelas dinas” yang ia pimpin, mengingat kompleksitas persoalan infrastruktur dasar di kabupaten semakin meningkat.
“Kami ingin di pemerintahan Haili Yoga – Muchsin Hasan, dan Kadis Perkim bisa meningkatkan performa. Infrastruktur dasar masyarakat bukan perkara sepele, jalan, listrik, air bersih, jaringan telekomunikasi, semua ini masih penuh lubang, bukan hanya di lapangan, tapi juga di perencanaan,” kata Ketua Komisi A ini.
Politisi Partai Gerindra ini merinci, sejumlah sektor infrastruktur dasar masyarakat yang sangat vital masih menyisakan masalah klasik yang terus berulang.
“Kita seperti nonton sinetron, masalahnya itu-itu saja, hanya aktornya yang ganti,” ujarnya.
Salah satu poin yang disorot adalah tren penurunan anggaran untuk Dinas Perkim. Berdasarkan data yang diterima Pansus, Tahun 2022 Rp68,23 miliar, Tahun 2023 Rp48,33 miliar, Tahun 2024 Rp48,88 miliar dan Tahun 2025 Rp42,19 miliar
Menurut Fahrijal, penurunan ini sangat tidak sejalan dengan kebutuhan pembangunan infrastruktur dasar yang semakin tinggi dan menuntut standar pelayanan yang lebih baik.
“Kalau ini terus dibiarkan, kita khawatir bukan hanya infrastrukturnya yang stagnan, tapi semangat dinasnya juga ikut redup. Kami jadi menduga-duga, ini karena kepala daerahnya belum cukup kuat, atau Kadis Perkim-nya kurang ngopi?” sindirnya.
Hal yang ia sampaikan itu katanya, sebagai bentuk kepedulian agar dinas terkait segera melakukan perbaikan ke depan. Ia berharap semangat perubahan dan perbaikan bisa segera terlihat nyata, bukan sekadar wacana tahunan.
“Semoga ini menjadi cambuk, bukan luka. Kalau dirasa sakit, berarti kritik kami masih ada gunanya,” pungkasnya.
| ARINOS