Film Black Coffe! Reza Rahadian Perankan “Onot” Petani Kopi Tuna Netra di Tanah Gayo

37
SHARES
205
VIEWS

HARIE.ID, TAKENGON | Aktor papan atas Reza Rahadian peran terbarunya dalam film Black Coffee,sebagai “Onot”, seorang lelaki buta yang bertahan hidup sebagai petani kopi di dataran tinggi Gayo, Aceh Tengah.

Film Black Coffee, Reza berperan sebagai Onot, seorang pria tunanetra yang hidup bersama istrinya yang juga memiliki keterbatasan serupa.

Meski demikian, keduanya berjuang membangun keluarga dan kehidupan layaknya masyarakat pada umumnya.

BACA JUGA

“Peran ini sangat menantang secara emosional. Kita diajak melihat bagaimana pasangan dengan keterbatasan tetap bisa menjalani kehidupan dengan penuh cinta, harapan, dan kerja keras,” ujar Reza.

Film ini bukan sekadar drama keluarga, namun penghormatan pada kearifan lokal dan potensi luar biasa yang dimiliki Tanah Gayo.

pria kelahiran 5 Maret 1987 ini mengungkap alasan kuat di balik keterlibatannya dalam film tersebut.

“Saya selalu mendukung film yang punya struktur cerita kuat dan unsur kelokalan yang kental. Ketika ditawari peran ini, saya langsung antusias,” ujar Reza saat diwawancarai awak media, Jum’at 04 Juli 2025 di Takengon.

Film Black Coffee disutradarai oleh Jeremias Nganyoeng, sutradara berbakat yang sebelumnya telah menyabet Piala Citra sebagai Sutradara Terbaik dan membawa karyanya ke ajang Academy Awards sebagai wakil Indonesia.

“Mas Jeremias bukan sekadar sutradara. Ia seorang visioner. Saya merasa terhormat bisa bermain dalam karya beliau,” kata Reza.

Menurut Reza, film ini bukan hanya berkisah tentang cinta dan perjuangan hidup, tapi juga menampilkan wajah otentik dari masyarakat Gayo.

“Banyak film menggunakan daerah sebagai latar, tapi Black Coffee memberikan makna lebih dalam. Tanah Gayo bukan hanya lokasi syuting, tapi ruh dari film ini,” tegasnya.

Kedatangan Reza ke Takengon menjadi pengalaman pertama baginya. Ia mengaku terpesona oleh panorama alam Danau Lut Tawar yang memukau.

“Saya sampai bilang, enggak perlu jauh-jauh ke Eropa. Lihat saja Takengon! View-nya luar biasa,” ucapnya kagum.

Reza juga memuji kekayaan budaya lokal, termasuk bahasa Gayo yang digunakan dalam film ini.

“Saya baru tahu bahwa bahasa Gayo dan Aceh itu berbeda. Untung ada coach-nya, Mas Salman Yoga, yang membantu saya memahami dialek ini,” pungkasnya.

| ARINOS

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI