ADVERTISEMENT

Konser Slank, D’Masiv dan Rafly Kande Dibatalkan, KNPI Tawarkan Aceh Tengah Tuan Rumah

HARIE.ID | TAKENGON — Pembatalan konser besar bertajuk “Panggung Sumpah Pemuda 2025” yang rencananya digelar di Lapangan Panahan, Stadion Harapan Bangsa Banda Aceh, menyita perhatian banyak pihak.

Salah satunya datang dari Afdhalal Gifari, Wakil Ketua Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DPD KNPI Aceh Tengah, yang menyayangkan sikap penolakan terhadap event tersebut.

Menurut Afdhalal, pembatalan konser yang menghadirkan band nasional ternama seperti Slank, D’Masiv, dan Rafly Kande itu merupakan kehilangan besar bagi Aceh, terutama di momentum peringatan Hari Sumpah Pemuda.

BACA JUGA

“Kami sangat menyayangkan pembatalan ini. Musik adalah bagian dari ekspresi budaya dan kreativitas anak bangsa. Penolakan semacam ini justru menghambat geliat ekonomi kreatif dan mengaburkan citra positif Aceh di mata nasional,” ujarnya, Minggu 26 Oktober 2025.

Tidak hanya menyesalkan, Afdhalal juga menawarkan solusi. Pihaknya mengajak penyelenggara untuk memindahkan lokasi konser ke Aceh Tengah, daerah yang dikenal dengan panorama alam indah dan masyarakat yang ramah itu.

“Aceh Tengah memiliki alam yang mempesona, masyarakat yang terbuka, serta infrastruktur yang siap mendukung kegiatan besar seperti konser nasional. Kami dari KNPI siap membantu dan memfasilitasi agar acara berjalan lancar, aman, dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” tegasnya.

Lebih lanjut, Afdhalal menilai konser musik bukan semata hiburan, melainkan motor penggerak ekonomi daerah.

Kegiatan semacam itu, katanya, mampu mendongkrak sektor UMKM, pariwisata, hingga membuka peluang usaha baru bagi warga.

“Event besar seperti ini dapat menggerakkan ekonomi rakyat, meningkatkan kunjungan wisatawan, dan memperkuat ekosistem ekonomi kreatif yang berkelanjutan. Ini bagian dari semangat membangun Aceh yang maju tanpa meninggalkan nilai-nilai adat dan religius,” tambahnya.

Afdhalal juga berharap Pemerintah Aceh ke depan dapat lebih bijak dalam menyikapi kegiatan seni dan budaya. Ia menegaskan, daerah yang beradat bukan berarti anti terhadap ekspresi kreativitas.

“Aceh harus bisa menunjukkan bahwa daerah beradat dan religius tetap mampu menjadi ruang yang ramah bagi inovasi dan hiburan positif. Kami di Aceh Tengah siap menjadi tuan rumah yang baik, menjadikan konser ini momentum kebangkitan ekonomi dan pariwisata daerah,” pungkasnya.

| REL

BERITA TERKAIT