Harie.Id, Takengon | Majelis Adat Gayo Aceh Tengah gelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) buku “Murip i Kanung Edet, Mate i Kanung Bumi“.
Kegiatan tersebut digelar di aula Kantor Reje Mendale, Kecamatan Kebayakan, Senin 21 Agustus 2023.
Kepala Sekretariat, Junaidi selaku ketua panitia dalam kegiatan tersebut mengatakan, peserta aktif yang terlibat sebanyak 60 orang.
Terdiri dari pihak Satuan kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) sebanyak 5 orang, tokoh masyarakat 40 orang, Kepala SMA, SMP dan SD sebanyak 12 orang dan instansi vertikal sebanyak 3 orang.
“Peserta yang diundang hari ini untuk melakukan penyempurnaan, mewujudkan buktu adat Gayo sebagai buku panduan adat di Aceh Tengah,” kata Junaidi dalam laporan nya.
Buku yang akan diluncurkan itu isinya menyangkut tentang “Utang Opat”, adalah kewajiban orang tua terhadap anaknya.
“Utang Opat” yang dimaksud Junaidi adalah, Turun Mandi, I Gurun, Khitan dan Mungerje.
“Tahapan penggalian informasi oleh tim penyusun telah dilakukan di enam kampung yang tersebar di Aceh Tengah, diantaranya, Dedamar, Mude Nosar, Ie Reulop, Gelelungi, Mutiara dan Pepayungen Angkup,” kata Junaidi.
Tim penyusun telah bergerak sejak tanggal 4-12 April 2023 lalu menggali bahan – bahan yang akan dituangkan dalam buku tersebut.
“Upaya yang dilakukan seperti melakukan pembahasan isi buku, input data, analisa dan verifikasi data, ini sudah kita lalui,” timpal Junaidi.
Ia menyebut, FGD pertama telah dilakukan dengan pihak terkait pada 28 Mei 2023 lalu. Sedangkan di bulan Agustus ini, pihaknya akan melakulan penyempurnaan atas masukan – masukan dan saran dari puluhan peserta.
“Terakhir nanti kita akan lunching buku ini, sekaligus diserahkan kepada SKPK, Kampung dan sekolah,” demikian Junaidi.
Hadir dalam kesempatan itu, Pj Bupati Aceh Tengah, Teuku Mirzuan MT, dalam sambutan nya, ia meminta buku tersebut disempurnakan sesuai dengan masukan – masukan dari seluruh peserta.
Khazanah ilmu adat yang termuat dalam buku itu diharap menjadi referensi baru bagi masyarakat sehingga kearifan lokal di Gayo terus bertambah.
“Kita ingin buku ini terbit dapat memberi khazanah baru, baik dilingkungan sekolah dan masyarakat, adat terus Lestari, apalagi Gayo kental betul dengan adat istiadat nya, ini terus kita inventarisir,” demikian Mirzuan MT.
Penulis | Arinos