Komunitas Pasien Penyakit Jantung Temui DPRK Aceh Tengah, Bahas Cath Lab RSUD Hingga dr Munadi

32
SHARES
176
VIEWS

HARIE.ID, TAKENGON | Belasan masyarakat mengatasnamakan komunitas pasien penyakit jantung dan pembuluh darah Aceh Tengah temui Ketua DPRK, Arwin Mega, di ruang kerjanya, mereka membahas terkait persoalan Cath Lab dan penangangan penyakit jantung.

Pihaknya mengutarakan sejumlah persoalan yang sedang terjadi di RSUD Datu Beru Takengon, salah satunya adalah mempertahankan dr Munadi (spesialis jantung –red) sebagai dokter jantung tetap di rumah sakit kebanggaan prang Gayo itu.

“dr Munadi sudah mengusulkan pensiun dini, karena sudah bertugas lebih dari 20 tahun bekerja sebagai ASN dan kini usia nya masih 56 tahun, tentu semua pihak harus mempertahankan untuk tidak pensiun dulu,” kata Penasehat Komunitas penyakit jantung ini, Kudus Arba kepada wartawan, Senin 01 April 2024.

BACA JUGA

Menurutnya, pihak RSUD Datu Beru Takengon belum mengijinkan dr Munadi untuk meninggalkan rumah sakit itu. lantaran masih banyak pasien jantung di Kabupaten tersebut yang “membutuhkan”. keputusan itu kata mereka adalah keputusan yang sangat bijak.

Polemik lain yang harus menemukan titik terang adalah terkait unit layanan katerisasi jantung RSUD Datu Beru Takengon belum ada MoU dengan BPJS Kesehatan, sehingga dr Munadi disebut belum bisa memberikan pelayanan maksimal.

“Untuk menemukan solusi terkait masalah ini tentu eksekutif dan legislatif harus turun tangan, jangan biarkan masalah ini berlarut-larut,” katanya didepan Ketua DPRK Aceh Tengah, Arwin Mega dan Ketua Komisi D, Muhammad Syahrul.

MoU tersebut menjadi kendala bagi dr Munadi untuk leluasa menjalankan tugas nya di rumah sakit tipe Paripurna ini.

Tindakan katerisasi jantung untuk menolong pasien serangan jantung mendadak supaya pembuluh darah nya tidak tersumbat dan menurunkan resiko kematian mendadak tidak bisa dilakukan oleh dr Munadi. ini adalah kendala terbesar yang dihadapi dr asal dataran tinggi Gayo itu.

“Ini yang tidak bisa dilakukan oleh dr Munadi, meskipun RSUD Datu Beru memiliki SDM dan fasilitas. Karena apa, karena belum ada Memorandum of Understanding nya dengan pihak BPJS Kesehatan,” kata penasehat komunitas ini berharap DPRK menjadi fasilitator untuk kebutuhan jantung di Kabupaten berhawa sejuk itu.

Dr Munadi tidak bisa maksimal melakukan pelayanan, meski pihak RSUD Datu Beru telah berupaya semaksimal mungkin untuk memperbaiki alat yang rusak dan membuat MoU kembali dengan pihak BPJS.

“Ini harus didesak oleh DPRK Aceh Tengah, MoU itu sudah di tangan BPJS Kesehatan, namun, belum ada kejelasan sampai kapan disetujui. Tolong selesaikan permasalahan ini, panggil pihak terkait, kenapa persoalan ini begitu lama belum mendapat solusi. Apabila perlu bentuk Pansus,” ujarnya.

Sentuhan DPRK Aceh Tengah atas permasalahan ini sangat membantu masyarakat yang dirujuk, seperti Gayo Lues, Bener Meriah dan Kabupaten yang daerahnya dekat dirujuk ke RSUD Datu Beru Takengon .

“Kalau bisa panggil Pj Bupati Aceh Tengah, tentukan solusi dan minta arah kebijakan nya tentang masalah ini, supaya orang Gayo tak lagi perlu keluar kota untuk berobat masalah jantung, dan menghindari kematian akibat serangan jantung mendadak,” harap Komunitas ini.

[ ARINOS ]

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI