Harie.Id, Takengon – Osop Nengel Buh Ceras, merupakan salah satu Aneka sifat manusia perspektif Gayo yang digambarkan dalam buku “Jirim Jisim” terbit pada tahun 2022 lalu melalui penerbit Mahara Publishing.
Buku tersebut ditulis oleh Banta Cut Aspala, adalah Ketua Majelis Adat Gayo (MAG) Aceh Tengah, Kamaruddin dan Karmiadi Bidang Pendidikan di lembaga Adat periode 2020-2024 itu.
Ratusan sifat manusia perspektif Gayo digambarkan didalam buku ini, salah satu yang dikupas dalam tulisan ini adalah Osop Nengel Buh Ceras.
Buku ini disusun secara sengaja oleh penulis dengan harapan agar kiranya dapat dijadikan sebagai bahan koreksi diri dan di ambil hikmah yang baik dengan harapan agar manusia menjadi insan yang berbudi pekerti dan ber-ahlak mulia.
Karena materi yang termuat dalam buku ini sarat dengan sikap dan prilaku manusia yang baik maupun sikap yang buruk yang berlaku dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Istilah Osop Nengel Buh Ceras menggambarkan tentang sifat manusia dengan ciri perilakunya yaitu, seseorang lihai mengakui atau mengambil karya orang lain (Plagiat).
Atau seseorang yang gemar menutupi dan menghilangkan kebaikan orang lain dengan kebaikan yang ia buat di atas kebaikan yang telah orang lain perbuat sebelumnya.
Sebagai contoh, seorang petani. telah bekerja beberapa hari untuk membersihkan kebun milik juraganya, akan tetapi, tidak lama berselang orang lain juga datang membersihkan kebun itu.
Sehingga kerja keras yang sebelumya telah dilakukan menjadi hilang dan tidak nampak lagi di mata juraganya.
Contoh lain, salah seorang membantu seseorang yang mengalami kesulitan, ia menyumbangkan tenaga dan pikiranya, kemudian orang lain juga datang memberikan bantuan dalam bentuk materi berupa uang tunai.
Sehingga, kebaikan yang sebelumnya telah ditanam menjadi sirna dan tidak terlihat lagi.
Contoh lain dalam dunia Jurnalistik adalah, seorang wartawan yang bersusah payah turun ke lokasi atau ke kampung – kampung mencari dan menyimpan informasi untuk dijadikan bahan berita. Bahkan upaya itu dilakukan berhar – hari demi melengkapi unsur pemberitaan.
Setelah berita tersebut di olah dan diterbitkan di sebuah media, datang oknum wartawan lain yang mengambil dengan sengaja atau plagiat tanpa memberi tahu yang bersangkutan.
Sehingga yang melakukan Copy Paste ini terlihat oleh publik wartawan yang gigih, mencari informasi ke lapangan langsung demi kebutuhan pemberitaan.
Sumber [Jirim Jisim]