Harie.Id, Takengon – “Kesa Ma’as, Kedue Maaf, Ketige Tabi, Keopat Ampun” sejumlah penggalan kalimat dalam bahasa Gayo ini sering diucapkan para orang tua saat hari Raya Idul Fitri di dataran tinggi tanoh Gayo.
Tak hanya saat momen Idul Fitri, kalimat ini juga sering diucapkan dalam acara formal daerah yang bersinggungan langsung dengan bahasa lokal (Gayo-red). Seperti acara sakral menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Kute Takengen lewat sidang paripurna di gedung DPRK.
Sejumlah netizen pasti ada yang belum mengetahui maksud dari ungkapan ini. Apalagi dikalangan milenial.
Maksud dari Kesa Ma’as itu adalah mema’afkan dengan segala keikhlasan atas semua kesalahan orang lain siapapun dia sehingga terlepas dari kesalahan di dunia dan diharap dibebaskan dari hukuman di akhirat atas khilaf dan salah yang pernah diperbuat.
Kedue Ma’af, adalah memohon dengan segala kesungguhan, kerendahan, dan keikhlasan hati atas semua kesalahan diri kepada orang lain siapapun dia sehingga terlepas dunia dan akhirat.
Ketige Tabi, maksudnya, memohon dihapus sebersih-bersihnya kesan dan kenangan buruk akibat perlakuan dan tindakan terhadap siapapun juga, sehingga terlepaslah di dunia dan akhirat
Keopat Ampun, yaitu memohon keampunan dari segala kezaliman, kejahilan, dan tindakan keji kepada siapapun juga sehingga terbebas hisab di dunia dan akhirat.
Selamat hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah, 22 April 2023.
Taqabbalallahu minna wa minkum
Sumber Bentara Linge