HARIE.ID, TAKENGON | Balitbang Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia resmi merilis Al-Qur’an terjemahan bahasa Gayo di Jakarta, Kamis 28 Maret 2023.
Karya terjemahan tersebut merupakan hasil kerja sama antara Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) dengan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Takengon.
Ketua dewan pembina yayasan pendidikan Pesantren terpadu Darul Mukhlisin Takengon, Aceh Tengah, Muchsin Hasan menyebut, peluncuran alih bahasa itu merupakan momen yang bersejarah untuk masyarakat Gayo secara umum.
“Apalagi bertepatan dengan 17 Ramadan 1445 H (Nuzulul Qur’an,” kata Muchsin Hasan.
Terjemahan Al-Qur’an itu kata dia diharap dapat mendorong lebih banyak masyarakat di Gayo secara umum untuk gemar membaca Al-Qur’an.
“Kalau sudah dengan bahasa sendiri tentu lebih mudah untuk dipahami dan dimengerti, maka dengan mudah pula untuk mengamalkannya,” demikian Muchsin Hasan.
Diketahui, peluncuran Al-Qur’an terjemahan bahasa Gayo ini dilakukan di Jakarta, dihadiri Sekretaris Balitbang Diklat Kementerian Agama RI, Arskal Salim, Kepala Puslitbang LKKMO Moh. Isom, Pj Bupati Bener Meriah Haili Yoga, PJ Bupati Aceh Tengah diwakili Asisten I, Mursyid, Rektor IAIN Takengon Zulkarnain, dan tim penerjemah Al-Qur’an.
Sekretaris Balitbang Diklat, Arskal Salim mengapresiasi kerja keras tim penerjemah Al-Qur’an dari IAIN Takengon dan tim dari Puslitbang LKKMO. Ia menyoroti kompleksitas proses translasi dan validasi yang berhasil diselesaikan tanpa kendala.
“Proses alih bahasa ini penting karena bahasa tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga menyimpan dimensi spiritual yang dalam. Terjemahan bahasa Gayo ini tidak hanya akan memberikan berkah bagi masyarakat Gayo, tetapi juga menjadi bagian dari kebanggaan masyarakat Aceh pada umumnya,” katanya dikutip dari akun resmi Kemenag RI.
Sementara itu, Rektor IAIN Takengon, Zulkarnain, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam proses penerjemahan ini. Dia juga menegaskan bahwa penerjemahan Al-Qur’an tidak berhenti di sini, tetapi akan terus diperbaharui sesuai kebutuhan.
“Kami akan melibatkan tokoh adat, ahli bahasa, dan pihak lainnya untuk menyempurnakan terjemahan ini dalam edisi revisi mendatang,” katanya.
Peluncuran Al-Qur’an Terjemah Bahasa Gayo ini diharapkan akan menjadi tonggak penting dalam memperkaya literatur keagamaan lokal serta memperkuat identitas dan keberagaman budaya di Indonesia, khususnya di wilayah Aceh.
Dengan semangat kolaborasi yang kuat antara pemerintah, lembaga riset, dan institusi pendidikan agama, diharapkan Al-Qur’an ini akan memberikan manfaat yang besar bagi umat Islam di Indonesia.
[ ARINOS ]