HARIE.ID | TAKENGON – Dampak bencana hidrometeorologi yang melanda Kabupaten Aceh Tengah terus meluas. Tidak hanya rumah warga dan fasilitas umum, sektor pendidikan juga ikut terdampak parah.
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Tengah, Sukardi, mengungkap, empat sekolah dilaporkan mengalami kerusakan berat dan tidak lagi bisa difungsikan.
“Pasca musibah ini, ada empat sekolah yang rusak berat. Kondisinya tidak memungkinkan dipakai lagi,” ujar Sukardi kepada Harie.id, Kamis 11 Desember 2025.
Sukardi merinci lokasi sekolah-sekolah yang kini kosong karena rusak diterjang banjir bandang dan longsor, SDN 11 Pegasing di Tebuk, Pegasing, SMP di Kampung Toweren, SDN 11 Linge dan Satu sekolah lainnya.
“Untuk rehab dan rekonstruksi, semuanya akan kita bahas kembali bersama Pemerintah Kabupaten,” tegasnya.
Meski gedung sekolah hilang fungsi, Sukardi menyebut, proses belajar mengajar tidak boleh berhenti. “Belajar tetap wajib, biarpun di bawah tenda,” katanya.
Ia menyampaikan, menjelang jadwal ujian semester, semua siswa tetap masuk sekolah. Namun ia menegaskan, aturan seragam tidak diwajibkan, menyesuaikan situasi darurat di lapangan.
“Kondisinya situasional, tidak harus mengenakan seragam lengkap,” katanya.
Tak hanya sekolah, para guru juga ikut menjadi korban. Sukardi membeberkan, sebanyak 39 rumah guru dilaporkan rusak berat, sebagian bahkan “digulung” banjir bandang dan longsor.
“Itu angka berdasarkan laporan dari kepala sekolah. Kemungkinan bisa bertambah,” ujarnya.
Dalam situasi darurat ini, Disdik Aceh Tengah memprioritaskan dua hal, kebutuhan mendesak siswa agar tetap bisa belajar, pendataan lengkap kerusakan gedung sekolah dan rumah guru.
“Yang penting anak-anak tidak putus sekolah. Untuk perbaikan, kita koordinasikan bersama Pemkab,” pungkas Sukardi sembari menyebut telah melakukan rapat dengan kepala sekolah dan pembelajaran telah dilakukan sejak Senin 08 Desember 2025 lalu.
Laporan | Karmiadi












