HARIE.ID, TAKENGON | Isu krisis siswa di Madrasah Aliyah Swasta (MAS) Silih Nara, Kecamatan Silih Nara, Aceh Tengah, kembali mengundang keprihatinan publik, termasuk dari para alumninya sendiri.
Salah satu suara tajam datang dari Dr. Abd Rahman, M.Pd, alumni MAS Silih Nara tahun 2007, yang kini telah menjadi dosen di Fakultas Agama Islam UMSU Medan dan konsultan pendidikan Islam.
Dalam pernyataannya, Abd Rahman mengaku terpanggil untuk turut mencari solusi bagi sekolah yang telah membesarkannya itu.
Ia menilai, minimnya jumlah siswa bukan sekadar angka statistik, melainkan alarm serius atas menurunnya kepercayaan publik terhadap madrasah tersebut.
“Saya sedih melihat kondisi MAS Silih Nara saat ini. Ini bukan sekadar soal murid yang sedikit, tapi cerminan bahwa sekolah ini kurang dilihat dan didengar lagi oleh masyarakat,” katanya kepada Harie.id, Sabtu 14 Juni 2025.
Ia pun menyodorkan sejumlah masukan konkret untuk membangkitkan kembali kepercayaan publik terhadap madrasah yang menjadi kebanggaan warga Arul Kumer dan sekitarnya itu.
Sebagai akademisi dan praktisi pendidikan, Dr. Abd Rahman menekankan penguatan identitas dan promosi aktif harus menjadi langkah awal. Ia menyarankan agar sekolah:
Rutin mempublikasikan aktivitasnya di media sosial, agar masyarakat tahu bahwa madrasah hidup dan aktif.
Membangun sinergi dengan sekolah-sekolah terdekat seperti di Angkup, Pepayungen, Wih Durin, dan Arul Kumer sebagai langkah penjaringan siswa baru.
Menggagas program unggulan berbasis minat dan bakat, seperti ekstrakurikuler seni, olahraga, dan lomba keagamaan, untuk meningkatkan daya tarik di mata calon siswa dan orang tua.
Meningkatkan partisipasi dalam kegiatan masyarakat, agar eksistensi sekolah terasa lebih dekat dan relevan.
Memberi ruang bagi siswa berprestasi non-akademik seperti MTQ dan olahraga sebagai sarana apresiasi dan promosi.
Mengadakan perlombaan antar SMP sederajat sebagai magnet untuk menarik calon peserta didik ke sekolah.
Menggelar event besar seperti pengajian akbar atau seminar yang mengangkat nama sekolah di tengah masyarakat.
“Jika sekolah mengundang saya sebagai pemateri, saya siap datang. Ini soal tanggung jawab moral sebagai alumni,” ujarnya berharap didengar Kepala Madrasah Aliyah Swasta itu.
Selain itu, ia menyoroti pentingnya meningkatkan akreditasi sekolah, karena hari ini masyarakat semakin peduli terhadap kualitas formal lembaga pendidikan.
Tak kalah penting, menurutnya, alumni harus dirangkul sebagai mitra strategis promosi dan dukungan moral serta materi.
“Alumni adalah aset. Mereka bisa bantu menggaungkan kembali nama MAS Silih Nara sebagai madrasah unggulan di dataran tinggi Gayo,” ungkapnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, minimnya jumlah siswa di MAS Silih Nara mencuat usai pelaksanaan Shalat Idul Adha kolaboratif empat kampung di Lapangan Arul Kumer, Jumat (06/06/2025).
Sorotan tersebut turut mengundang reaksi dari Ketua Komisi A DPRK Aceh Tengah, Fahrijal Kasir, yang mendesak agar Kankemenag Aceh Tengah segera mengambil langkah konkret menyelamatkan eksistensi madrasah tersebut.
Dengan hanya 30 siswa di kelas III, 7 di kelas II, dan belasan calon siswa baru, masa depan satu-satunya madrasah aliyah di Kecamatan Silih Nara itu kian kritis.
| ARINOS