HARIE.ID, TAKENGON | Menanggapi pemberitaan sebelumnya terkait belum mengalirnya air bersih ke Dusun Bernung, Kampung Lelabu, Kecamatan Bebesen, Reje Kampung Lelabu, Anggunsah Putra, memberikan menyebut permasalahan itu bukan semata-mata karena kelalaian, tetapi karena dinamika teknis dan sosial yang terjadi di lapangan.
Menurutnya, awal mula kebutuhan air bersih di Dusun Bernung mendorong pihak kampung untuk menjalin kerja sama dengan Kampung tetangga, Burbiah, sebagai sumber suplai air.
“Awalnya kita sudah berkomitmen bersama. Dusun Bernung memang kesulitan air, lalu kami minta bantu ke Kampung Burbiah. Tapi di tengah jalan muncul masalah yang membuat jalur distribusi air terhambat,” jelas Anggunsah Putra saat ditemui di kantornya, Rabu 09 Juli 2025.
Sempat dilakukan uji coba penyaluran air selama seminggu, namun terjadi gangguan seperti pipa putus atau kemungkinan adanya penolakan dari sejumlah warga Burbiah, sehingga pasokan air terhambat.
“Hingga hari ini belum ada titik terang. Kita terus berupaya mencari solusi terbaik,” tambahnya.
Sebagai langkah alternatif kata Reje, pihak kampung berencana membangun sumur bor agar pipa yang telah dipasang dengan anggaran sekitar Rp40 juta itu tidak sia-sia.
Diketahui, sejumlah warga di Dusun Bernung sudah memiliki sumur bor mandiri, sementara sejumlah warga menggunakan PDAM.
“Menasah pun saat ini menggunakan sumur bor. Jadi walau belum terintegrasi sempurna, akses air tetap ada. Hanya saja kebutuhan menyeluruh belum bisa terpenuhi,” ujarnya.
Reje Anggunsah menegaskan, pihak Kampung Lelabu dan Burbiah tetap menjalin komunikasi dan upaya penyelesaian secara kekeluargaan agar aliran air dapat segera direalisasikan untuk kepentingan bersama.
“Karena Lelabu sendiri adalah kampung yang memekarkan Burbiah, tentu kita berharap solusi terbaik bisa kita capai bersama. Yang penting, masyarakat jangan terpecah, ini butuh kerja sama dan saling pengertian,” pungkasnya sembari berharap, permasalahan tersebut selesai di tahun 2025 ini.
| ARINOS