Lepat Gayo, Penganan “Wajib” Jelang Ramadhan

Makanan khas ini adalah makanan yang ditunggu – tunggu jika didalam suatu rumah tangga terdapat anak yang merantau, atau tengah menempuh pendidikan atau bekerja di luar daerah

Harie.Id, Takengon – Belum lengkap rasanya jika menjelang Bulan Suci Ramadhan 1444 Hijriah belum membuat penganan khas dari Dataran Tinggi Tanoh Gayo adalah Lepat.

Kuliner khas dari Gayo ini seakan menjadi tradisi “Wajib” menemani waktu berbuka puasa dan penutup makan sahur.

BACA JUGA

Biasanya, sehari sebelum hari “Megang” istilah sehari sebelum masuk nya bulan suci Ramadhan di Gayo para orang tua di Gayo sibuk mencari perlengkapan peralatan.

Penganan ini diketahui memiliki daya tahan lama, sanggup bertahan beberapa bulan. Bahkan di usia nya setahun masih bisa dikonsumsi, meski kondisinya keras seperti batu.

Namun, untuk mengkonsumsi nya harus di panggang terlebih dahulu di atas bara api.

Biasanya, penyimpanan Lepat ini dilakukan di dapur, lepat dengan jumlah tertentu diikat dan digantung di bagian dapur yang menggunakan kayu bakar. Tidak ada istilah basi.

Proses pembuatan lepat ini turut dijadikan ajang keakraban didalam rumah tangga, semua yang ada didalam rumah tangga itu ikut membantu.

Minsal, kepala rumah tangga (Ayah-red) mencari daun pisang ke kebun untuk lapisan luar Lepat. Ibu menyiapkan bahan – bahan yang harus dilengkapi.

Jika didalam rumah tangga tersebut memiliki anak laki – laki atau perempuan. Kedua unsur ini juga ikut terlibat, seperti memarut kelapa. Menumbuk beras ketan, juga membuat adonan dan membersihkan daun pisang.

Penganan “wajib” menjelang Ramadhan ini sekaligus sebagai tanda silaturahmi dengan tetangga atau saudara lain nya. Yang jelas, menjadi bukti nyata dan penanda Bulan Ramadan, bahkan Hari Raya Idul Fitri sudah didepan mata.

Lepat Gayo yang siap saji (photo IG Dapoer Gayo)

Makanan khas ini adalah makanan yang ditunggu – tunggu jika didalam suatu rumah tangga terdapat anak yang merantau, atau tengah menempuh pendidikan atau bekerja di luar daerah.

Salah satu makanan yang ditunggu – tunggu menjelang Ramadhan ini adalah lepat Gayo. Bagi sebahagian anggota keluarga yang tidak diijinkan pulang lantaran ada sesuatu dan lain hal dalam alasan pekerjaan atau asbab lain, maka keluarga yang ada di Gayo pasti mengirimkan lepat tersebut ke perantauan.

Tak ayal, yang ada di perantauan merasa sangat bahagia, serasa sedang bertemu langsung dengan keluarga tercinta. Pasti terharu saat menerimanya, seakan teringat diwaktu kecil membuat adonan lepat secara bersama dengan keluarga lengkap.

Lepat ini mampu memperlambat rasa lapar, karena komposisi yang terkandung di dalamnya rata-rata memiliki kadar kalori yang cukup tinggi.

Komposisi penganan “Wajib” ini adalah:

1. Beras ketan, direndam beberapa saat, lalu ditumbuk halus, ditempatkan diatas talam atau nampan.
2. Gula aren.
3. Daun pisang secukupnya, di lemaskan diatas api (Dirayol – red Gayo) diatas api
4. Minyak makan secukupnya
5. Garam sedikit

Isi Lepat berupa

1. Kelapa (diparut diambil putihnya)
2. Gula Aren
3. Gula pasir secukupnya
4. Garam sedikit.
5. Daun pandan

Cara pembuatan Lepat.

Tepung ketan, air gula, garam di aduk aduk di atas nampan. Secara sedikit demi sedikit aduk dengan air gula, diaduk hingga rata.

Daun pisang yang sudah di (Rayol-red Gayo) ambil satu lembar, oleskan minyak goreng di atas daun pisang. Ambil sedikit adonan, ratakan, masukkan inti/isinya ke dalamnya, tutup dan gulung daun pisang dan padatkan.

Kukus semuanya dengan api sedang hingga matang. Untuk memastikan telah matang, ambil sepotong lepat, tusuk menggunakan lidi bersih, jika tidak ada lagi adonan yang lengket, berarti Lepat tersebut telah matang sempurna. (Redaksi)

 

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI