Profesor Universitas Syiah Kuala tidak hanya mimpi tapi ingin mimpi itu di wujudkan dalam karya-karya nyata.
Harie.Id, Takengon | Rektor Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, Prof Dr. Ir. Marwan. IPU sebut kegiatan “profesor berkarya” di kemukiman Nosar berawal dari mimpi, namun ia menyebut, mimpi itu akan terwujud dibarengi dengan sinergi bersama pihak terkait.
Universitas Syiah Kuala kata Marwan, memiliki banyak Profesor, profesor banyak mimpi, mimpi-mimpi itu diturunkan jadi artikel, hari ini mimpi itu dituangkan di Kemukiman Nosar.
Dengan memanfaatkan aliran sungai untuk berbagai kepentingan warga, mulai dari listrik, air minum irigasi dan wisata
“Semoga tidak berhenti di sini, ke depan, bagaimana mimpi ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat banyak,” kata Marwan, Minggu 20 Agustus 2023.
Mimpi profesor yang tengah bergulir di Kemukiman Nosar itu ditarget akan diwujudkan dalam kurun waktu tiga tahun ke depan.
Namun, Rektor USK ini yakin, project ini bisa lebih cepat diselesaikan jika sama-sama berkolaborasi, warga, Pemerintah Kabupaten dan Pemprov Aceh.
“Kami juga cari dari Provinsi dalam hal ini Dinas Pemberdayaan Kampung. Mudah-mudahan bisa diselesaikan lebih cepat. Karena kalau 3 tahun itu terlalu lama, sudah ganti Presiden baru siap, kita harap satu tahun sudah selesai sebelum ganti Presiden di bulan Oktober 2024,” harap Prof Marwan.
Ia yakin hal tersebut bisa di lakukan, bahkan pihak Universitas Syiah Kuala akan mengirim mahasiswa untuk KKN ke Kemukiman Nosar
Jika di Kemukiman Nosar terdapat anak stunting, pihaknya juga akan kirimkan tim untuk melakukan observasi. Mulai dari audit stunting dan melakukan pembinaan pada masyarakat, sehingga permasalahan stunting bisa menurun.
Pihaknya juga pernah turun tangan membantu di Bener Meriah di Pidie Jaya dan Aceh Utara, untuk Aceh Tengah pihaknya juga siap membantu.
“Tentunya kebersamaan itu menjadi penting, belajar dari pengalaman-pengalaman yang sudah dilaksanakan di kabupaten yang lain,” katanya.
Menurutnya, di Kecamatan Bintang ada dua Project yang bergulir, tahun lalu kata dia, pihak USK membangun rumah adat (Umah Pitu Ruang), menurut laporan katanya, rumah itu belum selesai dikerjakan.
“Jadi kita sudah mulai, namun belum selesai, mohon dukungan dari Pak Bupati untuk kita sama-sama di selesaikan,” kata Marwan dihadapan Pj Bupati Aceh Tengah, Teuku Mirzuan.
Pihaknya tetap berusaha untuk mencari sumber-sumber lain sehingga rumah adat tersebut segera bisa dimanfaatkan. Rumah adat tersebut akan di jadikan sebagai situs wisata yang baru di Kabupaten Aceh Tengah.
Sedangkan project kedua yaitu membangun turbin pembangkit listrik mikrohidro di Kemukiman Nosar
Nantinya akan dibangun bendungan sehingga menghasilkan listrik untuk dimanfaatkan dalam kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Aliran air itu kata dia, butuh konservasi di bagian atas lantaran hutan di Kemukiman itu masih terlihat bagus, namun, perlu dijaga.
“Kalau di bawahnya sudah gersang, perlu dilakukan penghijauan, sehingga ketersediaan air sungainya bisa terjaga dengan baik. Kalau misal airnya tidak cukup, nanti listriknya juga tidak cukup, bahkan tidak sampai 10 kiloan, hanya tersedia sebagian, tentu tidak mencukupi kebutuhan masyarakat,” timpalnya.
Pihaknya mencoba mulai dengan konservasi, setelah konservasi menghasilkan listrik tentu perlu dilakukan pembinaan terhadap masyarakat
“Saya kira ini akan kita lakukan secara paralel, sehingga ketika listrik tersedia, masyarakat juga siap memanfaatkan listrik ini dan saya yakin, khususnya Kemukiman Nosar ini akan lebih baik ke depan,” katanya.
Alasan itu ia sampaikan lantaran, kemukiman Nosar memiliki potensi yang luar biasa, mulai dari perikanan, pertanian dan potensi wisata cukup bergairah untuk diberdayakan.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Bupati dan masyarakat serta aparatur desa dan Kecamatan yang sudah menerima melaksanakan pengabdian pada masyarakat.
“Terimakasih kepada semua pihak, semoga project ini segera rampung dan dapat dimanfaatkan masyarakat,” demikian Prof Marwan.
Penulis | Arinos