HARIE.ID, TAKENGON | Sebanyak lima Reje (Kepala desa-red) di Kecamatan Bebesen, Aceh Tengah resmi dilantik Pj Bupati, Teuku Mirzuan, MT, Rabu 25 Oktober 2023.
Pelantikan tersebut berlangsung di Aula Kantor Camat Bebesen, turut dihadiri Kepala DPMK Aceh Tengah, Latif Rusdi, Mukim Bebesen dan Camat Bebesen, Hermansyah.
Lima Reje periode 2023-2029 yang dilantik tersebut adalah Idha Reje Blang Kolak II, Ramli reje daling, Apriandiora Reje Kebet menggantikan Irwandi, Anggunsah Putra, Reje Lelabu menggantikan Abadi dan Alpin Dasly Reje Burbiah menggantikan Safaruddin.
“Ini adalah hasil Pilkades serentak beberapa waktu lalu, dari lima Reje yang dilantik hari ini, dua diantaranya adalah pemain lama, artinya sudah dua periode, adalah Reje Blang Kolak II dan Reje Daling,” kata Camat Bebesen, Hermansyah dalam laporan nya.
Ia berharap, usai dilakukan pelantikan tersebut, tampuk pimpinan di desa ini dapat bekerja maksimal berbaur dengan rakyat serta berinovasi membangun desa.
“Selamat bekerja untuk Reje yang dilantik, jangan lupakan sumpah yang di ungkapkan hari ini, jadikan jabatan ini sebagai amanah dan mementingkan kepentingan rakyat,” demikian Hermansyah.
Terpisah, Pj Bupati Aceh Tengah, Teuku Mirzuan MT mengatakan, pelantikan tersebut merupakan tanda awal mengemban tugas dan tanggung jawab.
Reje memiliki peran yang sangat strategis mengelola wilayah nya untuk melayani masyarakat dan menjalankan program pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Tunjukan pelayanan yang baik kepada masyarakat, pastikan pemerintahan kampung berjalan dengan baik,” katanya.
Penyelenggaraan pemerintahan Kampung diharap dilaksanakan dengan menggunakan sistem perencanaan pembangunan yang baik, tata kelola keuangan berbasis kinerja dalam rangka meningkatkan fungsi pelayanan publik kepada masyarakat
“Untuk itu dalam melaksanakan tugas harus berpedoman pada RPJM maupun rencana kerja pemerintah,” kata Mirzuan.
Ia berharap, Reje yang dilantik itu dapat menghidupkan kembali semangat gotong royong yang kian merosot di tengah tengah masyarakat. Serta menerapkan nilai – nilai kearifan lokal adat istiadat.
“Lakukan gotong royong rutin, karena semangat gotong royong di tengah masyarakat kita rasakan sudah jauh berkurang. Nilai – nilai kearifan lokal dihidupkan kembali,” demikian Mirzuan.
Penulis | Arinos