HARIE.ID, TAKENGON | Sang Maestro Kopi Gayo Zaini, merasa resah tentang kondisi produktivitas kopi di dataran tinggi Tanoh Gayo.
Dari tahun ke tahun, produktivitas kopi di kabupaten berhawa sejuk itu drastis mengalami penurunan. Bukan tanpa alasan, saat ini maraknya penggunaan herbisida, pestisida atau racun gulma yang digunakan oleh petani.
Penggunaan tekhnologi canggih seperti mesin babat turut menganggu hasil dari mata pencaharian mayoritas masyarakat Aceh Tengah.
“Produksi kopi Gayo dua puluh tahun kedepan terancam, kita khawatir, penghasilan tulang punggung masyarakat Aceh Tengah ini akan menjadi buah bibir,” kata Zaini dalam momen festival panen kopi di Kampung Blang Gele, Bebesen, Minggu 28 Juli 2024.
Selain faktor tersebut, yang membuat kopi Gayo terusik terkait pemanasan global.
Aceh Tengah butuh tekhnologi canggih untuk mendeteksi suhu panas hingga hari ini belum tersedia
“Faktor lain adalah durian, mangga dan pinang, ini salah satu mengusik keberadaan kopi Gayo. Kopi Gayo tetap tumbuh, namun produktivitas nya terganggu . Salah satu solusi adalah kembali ke organik,” ujarnya.
Hingga saat ini, hasil kopi arabika Gayo terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
“Untuk meningkatkan nya bagaimana, kan tidak mungkin satu dua orang, untuk melakukan kegiatan ini. Tidak cukup hanya LSM atau koperasi, harus seiring dengan pemerintah,” harapnya.
Atas dasar itu, ia menantang Calon Bupati Aceh Tengah periode 2024-2029 yang ikut kontestasi pada Pilkada 2024 untuk menawarkan dan berbicara solusi tentang meningkatkan produktivitas kopi Gayo.
“Siapa yang bisa menerangkan ini. Ada tidak Calon yang peduli dengan kopi atau nasib petani. Ada atau tidak, jangan hanya di baliho saja di pampang gambar kopi, itu pun munculnya hanya saat pencalonan,” Lukas Zaini.
Pun demikian katanya, siapapun Bupati yang terpilih, harus mampu berbicara tentang kopi.
“Jika tidak ada maka omong kosong. Banyak Bupati yang pergi ke luar Negeri, berangkat atas nama kopi Gayo, pulang dari sana apa feedback nya untuk masyarakat, apakah hanya sebatas pelesiran,” singgung Zaini.
“Artinya apa, kami butuh pemimpin yang bukan hanya berbicara tentang kopi Gayo, tapi ada upaya mereka tentang kopi,” harapnya.
Jika tidak ada calon yang ikut kontestasi pada Pilkada 2024 ini, maka, petani akan was was.
“Aceh Tengah saya pikir aman, naik BBM tidak ada demo, karena ekonomi nya aman. Begitu juga dengan stunting, membebaskan diri dari penyakit ini apakah karena telur puyuh dan nila keramba. Kalau ekonomi stabil, harga produksi kopi tinggi, saya yakin bebas dari penyakit,” Lukas Zaini.
“Intinya, jika ekonomi tidak membaik, maka dampak nya terjadi pencurian bahkan perampasan dimana – mana. Mari berbicara tentang kopi, jangan hanya sebatas slogan,” demikian kata Zaini.
[ ARINOS ]