RSUD Datu Beru Takengon Tambah Fasilitas Hemodialisa

20
SHARES
111
VIEWS

HARIE.ID, TAKENGON | Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Datu Beru Takengon tambah kuota untuk pasien cuci darah atau Hemodialisa (HD).

Hal tersebut dilakukan akibat tinggi nya permintaan pasien di Kabupaten berhawa sejuk itu, sedangkan RSUD Datu Beru keterbatasan kapasitas.

“Sehingga disepakati antara tim medis dan manajemen untuk menambah mesin Hemodialisa dan memperluas ruang layanan untuk memastikan semua pasien mendapatkan pelayanan tepat waktu,” kata Dirut RSUD Datu Beru, Gusnarwin, Jum’at 26 Juli 2024.

BACA JUGA

Selama ini kata Gusnarwin, mesin Hemodialisa itu beroperasi dua kali dalam satu hari dari total 12 mesin yang tersedia.

“Jadwal nya pagi dan sore. Jika ditambah dua unit lagi maka total dalam satu hari pasien cuci darah 28 orang,” katanya.

Terkait Cath Lab kata dia, syarat – syarat addendum pelayanan sudah dipenuhi diharap kembali beroperasi seperti semula.

“Syarat nya sudah dipenuhi dan dr Munadi siap bertugas kembali di RSUD Datu Beru Takengon,” demikian kata Gusnarwin.

Kesepakatan itu dilakukan semua pihak lewat rapat di ruang kerja Bupati Aceh Tengah beberapa waktu lalu. Hadir dalam kesempatan ini pihak BPJS Kesehatan, DPRK dan Dinas Kesehatan.

Beberapa hari ke belakang, menyeruak keluhan pasien atas keterbatasan jumlah yang akan melakukan cuci darah di rumah sakit tersebut.

Namun, sejumlah pasien harus mengelus dada untuk di rujuk ke rumah sakit lain dilakukan cuci darah, lantaran di RSUD Datu Beru Takengon full daftar antri.

Pertemuan ini dilakukan dengan tujuan mendapatkan solusi konkrit dan dapat meningkatkan layanan kesehatan bagi pasien dengan penyakit ginjal kronis yang memerlukan perawatan hemodialisa segera.

Muhammad Syahrul, SE selaku Ketua Komisi D DPRK Aceh Tengah menekankan pentingnya penambahan tim kerja atau sip dan ruang HD, pihak BPJS harus menyetujui hal ini mengingat tingginya permintaan dan kebutuhan akan layanan tersebut.

“Fasilitas kesehatan demi kesejahteraan masyarakat sangat penting. Sangat disayangkan jika masyarakat Aceh harus dirujuk ke Kabupaten lain untuk melakukan cuci darah, apalagi kalau masyarakat ekonomi nya kelas bawah,” kata Syahrul.

Menurut dia, penambahan ruang Hemodialisa ini sangat penting untuk memenuhi kebutuhan pasien yang semakin meningkat.

Diharapkan dengan adanya penambahan fasilitas ini, waktu tunggu pasien dapat berkurang dan kualitas pelayanan kesehatan dapat meningkat secara signifikan.

Lain itu, rapat ini juga membahas tentang keberlanjutan unit layanan jantung kateterisasi, Cathlab dibawah sentuhan dr Munadi.

Menurut Syahrul, alat tersebut harus tetap dipertahankan di Aceh Tengah, meski saat ini terkendala dengan BPJS kesehatan.

“dr Munadi tetap di RSUD, apalagi yang bersangkutan adalah putra daerah, Penyakit jantung ini harus mendapat perhatian serius dari pemerintah. Kami harap BPJS Kesehatan menanggapi serius persoalan ini,” harap Muhammad Syahrul.

Rapat ini diakhiri dengan kesepakatan untuk segera melakukan langkah-langkah konkret tentang pelayanan kesehatan di Kabupaten tersebut.

DPRK akan terus berkoordinasi dan memantau perkembangan tindak lanjut dari pembahasan itu demi kepentingan masyarakat Aceh Tengah untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik dan cepat, serta kualitas hidup meningkat.

[ ARINOS ]

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI