UGP Takengon “Di Persimpangan Jalan”, Restrukturisasi Yayasan dan Diambil Alih Pemda

64
SHARES
358
VIEWS

HARIE.ID, TAKENGON | Diskusi Sabtuan terkait Universitas Gajah Putih (UGP) Takengon yang tengah menghadapi masalah serius dalam manajemen dan kepemimpinan.

Benang kusut itu telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir. Untuk mencari solusi yang tepat, pihak terkait seperti dosen, mahasiswa, Yayasan, dan Pemerintah Daerah ikut terlibat dalam diskusi multi-stakeholder yang berjudul “UGP Dalam Persimpangan Jalan.”

Diskusi tersebut diinisiasi oleh lembaga kajian publik berbicara bekerjasama dengan lembaga kajian Temung, Punce, dan Gayo Heritage.

BACA JUGA

Diskusi tersebut dilaksanakan pada Sabtu, 14 Oktober 2023, di Bouncit Caffee pukul 15.00 hingga pukul 18. 30 WIB.

Dalam diskusi ini, beberapa permasalahan utama yang muncul mencakup, permasalahan manajemen yang dianggap buruk, termasuk penyalahgunaan anggaran mahasiswa.

Kepemimpinan rektor yang dianggap gagal membawa perubahan positif. Masalah pemecatan dosen yang dianggap tidak manusiawi, khususnya dosen bersertifikat dan profesional.

Dampak terhadap mahasiswa, termasuk dalam hal bimbingan dan beasiswa. Peran pemerintah daerah dalam menyelesaikan permasalahan di UGP.

Dalam diskusi tersebut, beberapa pembicara yang dihadirkan termasuk pengurus yayasan Gajah Putih, Abdiansyah Linge, perwakilan forum dosen Universitas Gajah Putih, Syahidin, Ketua Majelis Pendidikan Daerah (MPD) Aceh Tengah, Zulfikar Fikri, perwakilan Bada  Eksekutif Mahasiswa (BEM) UGP, Kepala Bagian Hukum Setdakab Aceh Tengah, Abshar.

Turut hadir Mantan Rektor Gajah Putih, Syukur Khobat dan Salman Yoga, mantan Pengurus Yayasan Gajah Putih.

Solusi sementara yang diusulkan dalam diskusi itu adalah, pengambil alihan yayasan oleh pemerintah daerah, restrukturisasi yayasan, dan memastikan kembali semangat membangun pendidikan.

Kolaborasi yang baik antara yayasan dan pemerintah daerah dianggap sebagai solusi yang tepat.

Diskusi ini juga mengingatkan semua pihak pada sejarah pendirian UGP dan cita-cita awalnya untuk membangun pendidikan di Aceh Tengah.

Harapannya adalah mengembalikan semangat membangun pendidikan yang kuat seperti di masa lalu.
Diskusi multi-stakeholder ini menekankan pentingnya kolaborasi antara yayasan, pemerintah daerah, dan semua pihak terkait untuk memecahkan permasalahan yang ada di UGP dan mengembalikan semangat membangun pendidikan.

Situasi di UGP akan terus dipantau, dan perkembangannya akan dilaporkan dalam beberapa waktu ke depan.

Ril | Arinos

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI