HARIE.ID, TAKENGON | Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Leuser Hijau Lestari menyatakan dukungan penuh terhadap langkah Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah dalam membongkar dan menertibkan keberadaan Cangkul Padang dan Cangkul Desem di Danau Lut Tawar.
Kebijakan ini dinilai sebagai bentuk nyata kepedulian pemerintah dalam menjaga kelestarian lingkungan dan ekosistem danau yang menjadi ikon Aceh Tengah tersebut.
“Langkah Bupati Haili Yoga dan Wakil Bupati Muchsin Hasan sangat kami apresiasi. Ini adalah tindakan yang tepat dan menunjukkan komitmen kuat pemerintah dalam menjaga warisan alam dan budaya Gayo,” ujar Ketua LSM Leuser Hijau Lestari Dedi, Rabu 14 Mei 2025.
LSM ini berdiri sejak tahun 2017 aktif dalam bidang rehabilitasi, restorasi, dan pelestarian lingkungan, saat ini juga tengah fokus pada pengembangan agroforestry di perkebunan kopi bersama NGO asal Prancis.
Dalam konteks pelestarian Danau Lut Tawar, lembaga ini menilai keberadaan Cangkul Padang dan Cangkul Dedem telah membawa dampak negatif terhadap keseimbangan ekosistem.
“Keberadaan alat ini telah menyebabkan ketidakseimbangan biota danau, mengancam keberlangsungan ekosistem, mempercepat sedimentasi, serta meninggalkan limbah dan racun yang berbahaya bagi makhluk hidup di dalam danau,” kata Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Al-Muslim ini.
Menurut informasi yang mereka terima, Pemkab Aceh Tengah telah melakukan tahapan-tahapan yang sesuai prosedur sebelum melaksanakan instruksi pembongkaran, termasuk pendekatan persuasif dan ajakan kepada masyarakat untuk secara mandiri menertibkan alat tangkap tersebut.
Menyikapi adanya pro dan kontra di tengah masyarakat, LSM Leuser Hijau Lestari mengajak semua pihak untuk melihat kebijakan ini sebagai bentuk tanggung jawab bersama dalam menjaga lingkungan hidup.
“Sumber daya alam memang untuk kesejahteraan manusia, tapi tidak bisa dieksploitasi secara berlebihan. Kita harus menerapkan prinsip ekonomi berkeadilan dan ekonomi hijau,” katanya.
Ke depan, LSM Leuser Hijau Lestari berharap ada terobosan baru dari pemerintah dalam bentuk pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia bagi masyarakat yang terdampak, khususnya nelayan.
Edukasi mengenai ekonomi kreatif dan alternatif mata pencaharian perlu diperluas, mengingat kawasan Danau Lut Tawar juga memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata budaya dan alam.
“Kawasan ini menyimpan kekayaan tradisi Gayo yang bisa menjadi nilai tambah dalam sektor pariwisata. Terlebih dengan rencana Proyek Strategis Nasional di kawasan Danau Lut Tawar, potensi peningkatan ekonomi masyarakat sangat besar,” pungkas Dedi didampingi Hardy.
| ARINOS