HARIE.ID, TAKENGON: Festival Panen Kopi 2023 di Bukit Sama dibuka, berbagai aktraksi dan pertunjukan budaya disuguhkan kepada para pengunjung, acara ini berlangsung di desa Bukit Sama, kecamatan Kebayakan, Aceh Tengah, Sabtu (18/11/2023).
Selain berbagai aktraksi budaya, para pengunjung juga menikmati pemandangan eksotis Kota Takengon, danau Lut Tawar, hamparan Kabupaten Bener Meriah dengan pegunungan dan kebun-kebun kopi yang terlihat memakau dari bukit Menjangan. Lokasi ini sengaja dipilih untuk memanjakan pengunjung. Sebelumnya rangkaian Festival Panen Kopi tahun ini telah berlangsung di Kelitu, Kecamatan Bintang, yang kemudian dilanjutkan di desa ini.
Berada di Pegunungan diantara Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah, Festival warga ini ramai dikunjungi pengunjung, tak hanya dari sekitar dua kabupaten tapi juga berasal dari luar Dataran Tinggi Gayo. Para pengungjung dari luar daerah ini membeli Paket Festival Panen Kopi.
Festival Panen Kopi telah diselenggarakan sejak tahun 2017. Event Selebrasi musim panen kopi di Dataran Tinggi Gayo. Kegiatan ini didukung oleh Direktoral Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, berkerjasama dengan Gayo Kultural Lab dan masyarakat desa-desa yang terlibat dalam penyelenggaraan. Berbagai bentuk kegiatan seperti pertunjukan kesenian tradisional, ritual tradisi, atraksi kopi, workshop kebun dan kopi, pasar kopi dan kuliner, permainan tradisional dan pagelaran Jazz Panen Kopi disuguhkan dalam festival ini.
Inisiator Festival Panen Kopi Gayo, Hardiansyah Ay mengungkapkan Festival Panen Kopi adalah Festival milik warga yang berbasis desa dan disiapkan oleh masyarakat desa, ekslarasi pemajuan kebudayaan di desa. Bukan hanya merupakan momen perayaan bagi masyarakat yang telah bekerja keras untuk menghasilkan biji kopi berkualitas tinggi, tetapi juga adalah cerminan dari peran penting industri kopi masyarakat dalam menjaga ketahanan pangan di daerah.

“Dalam kebudayaan tersimpan pengetahuan tentang bagaimana manusia beradaptasi dengan lingkungan dan merawatnya, yang ditunjukan dari berbagai bentuk aktivitas seperti melalui ritual, kesenian, adat istiadat dan lainnya”jelas Hal Hardiansyah. Hal tersebut terangnya selain berfungsi untuk membangun kesadaran masyarakat juga membentuk kebiasaan-kebiasaan mereka.
Pada kebudayaan masyarakat Gayo terdapat berbagai bentuk ritual yang menciptakan hubungan harmonis antara manusia dengan alam, ritual doa ni kupi yang menunjukan rasa sayang kepada tanaman kopi dalam mantranya yang menyebutkan bahwa tanaman kopi ditanam dialam yang baik, seperti udara yang baik, tanah yang baik, air yang baik dan cahaya matahari yang baik, lalu ritual Nayang yang tujuannya membersihkan sumber air untuk memastikan air yang baik untuk kesuburan tanah dan tanaman.
“Sebagaimana diketahui tanah memegang peran yang sangat penting dalam mendukung ketahanan pangan. Tanah bukan hanya tempat dimana tanaman tumbuh, tapi merupakan fondasi bagi produksi pangan yang berkelanjutan, yang mana kebudayaan juga berperan penting dalam menjaga tanah agar tetap baik”kata pegiat festival warga ini.
Festival Panen Kopi Gayo juga menjadi wadah bagi para petani untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam budidaya kopi yang berkelanjutan. Prinsip-prinsip pertanian berkelanjutan seperti pemupukan organik, praktik-praktik penanaman yang ramah lingkungan, dan perlindungan hutan di sekitar perkebunan kopi dipromosikan disini.
“Semua ini tidak hanya meningkatkan produktivitas kopi, tetapi juga menjaga ekosistem yang mendukung pertanian yang memungkinkan untuk diversifikasi, yang mana ketika panen kopi tidak berlimpah, petani masih dapat mengandalkan sumber pendapatan lainnya, seperti pertanian tanaman pangan atau peternakan”kata Hardiansyah seraya menambahkan, strategi diversifikasi ini juga dapat membantu menciptakan fondasi yang kokoh untuk ketahanan pangan jangka panjang dan tentunya membantu untuk membangun masa depan yang lebih terjamin dalam hal pangan.
Festival Panen Kopi di Bukit Sama, berlangsung selama dua hari Sabtu dan Minggu (18-19 November) diisi dengan Kenduri Kopi, Melukis Lampion menggambar Harapan anak, tracking kebun kopi, Seni tradisi, Didong dan Jazz Panen Kopi. Selain itu, juga diisi berbagai konten-konten menarik lainnya. | REL