Diskusi Sabtuan Besok Bahas Kontroversi Batas Aceh Tengah dan Nagan Raya

BACA JUGA


HARIE.ID, TAKENGON | Diskusi Sabtuan esok bahas terkait tapal batas antara Kabupaten Aceh Tengah dan Nagan Raya.

Diskusi tersebut akan digelar di Kafe OZ, Kampung Lemah Burbana, Kecamatan Bebesen, Aceh Tengah, Sabtu 02 Desember 2023 pukul 15.00 WIB.

Meski penetapan batas enam segmen batas antar Kabupaten yang difasilitasi oleh Kemendagri sudah disetujui, polemik penetapan batas yang sudah berlangsung sejak 2007 itu masih menyisakan pertanyaan.

Masyarakat Tanoh Depet, Kecamatan Celala, merespon dengan ketidakpuasan ketika mendapatkan undangan terkait pemasangan patok tapal batas. Penetapan yang mengakibatkan sebagian besar wilayah mereka beralih ke Kabupaten Nagan Raya.

Dikatakan Maharadi koordinator panitia diskusi Sabtuan bahwa, Diskusi ini bukan hanya mengulas aspek sejarah, hukum dan teknis dari penetapan tapal batas, tetapi juga melibatkan narasumber dari berbagai kalangan eksekutif dan legislatif termasuk pemerhati sosial politik, untuk membuka fakta dan perspektif masyarakat terhadap proses penetapan batas Antar Kabupaten.

Lanjutnya, acara ini menghadirkan narasumber berkompeten, seperti Shabela Abubakar, Bupati Aceh Tengah periode 2017-2022. Khairul Ahadian Sekretaris Komisi C DPRK Aceh Tengah, Samsuddin Anggota Komisi A DPRK Aceh Tengah.

Bappeda Aceh Tengah, Wahyudin. Feriyanto Tokoh Pemuda Kampung Tanoh Depet. Reje Kampung Depet Indah, Muhammad Ali dan sebagai moderator pimpinan redaksi lintasgayo.co Darmawan Masri, yang akan memberikan pandangan beragam tanpa memihak.

“Diskusi ini bertujuan menyajikan berbagai perspektif untuk pemahaman yang lebih kaya dan mendalam,” kata Maharadi, Jum’at 01 Desember 2023.

Pihaknya mengundang masyarakat dan para pemangku kepentingan untuk berpartisipasi dalam dialog terbuka ini. Sebuah kesempatan untuk bertanya, mendengar, dan berkontribusi dalam membentuk pemahaman bersama.

Lembaga kajian Temung institut, Punce dan publik berbicara sebagai penyelenggara berkomitmen untuk menciptakan ruang diskusi yang inklusif dan bermanfaat.

“Mari kita bersama-sama meresapi dinamika dan tantangan di sekitar kontroversi batas wilayah, tanpa mengesampingkan kepentingan dan kebutuhan semua pihak,” demikian Maharadi.

[ ARINOS ]

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI